Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Meja Makan, Dulu Ruang Keluarga, Kini Ruang Sunyi

24 Agustus 2025   21:29 Diperbarui: 25 Agustus 2025   16:49 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi makan bersama. (Sumber: monkeybusinessimages via kompas.com)

Setidaknya selama beberapa dekade lalu hingga akhirnya menjadi seorang ibu, hal yang paling saya ingat soal meja makan ya kata-kata "bukan yang penting ambil, tapi ambil yang penting". Mengapa, karena dari ibunya ibuku, maksud saya nenek hingga ibu saya paling wanti-wanti kalau sudah urusan soal makanan.

Dulu, waktu makan menjadi saat kebersamaan yang paling hangat. Apalagi saat makan malam. Sebelum watu makan malam tiba, semua anak harus sudah pulang ke rumah, sudah rapi dan wangi, paling kurang sudah mandi. Karena telah menjadi aturan yang tidak tertulis dengan sendirinya semuanya berjalan baik. Makan harus sama-sama di meja makan. Itu baru aturan lapis pertama. Ada lagi nanti aturan lapis kedua.

Ambil makanan dan lauk secukupnya dulu nanti baru nambah, tidak boleh berceceran karena alasan sederhana makanan juga butuh penghargaan. Meskipun semuanya berjalan dengan santai, ceria, namun aturan itu tetap di pegang teguh.

Dan setelahnya setiap orang baik anak laki-laki maupun perempuan harus membereskan sendiri alat makannya.

Ketika suatu waktu warung waralaba menerapkana turan "membersihkan sendiri" meja yang kita order, anak-anak merasa tidak heran. Bahkan mereka bertanya-tanya mengapa aturan itu baru sekarang ada.

Apakah semua anak-anak tertekan dan terpaksa? Tidak, mungkin karena semuanya melalui proses pembiasaan dan kedisipilinan yang dibentuk dalam rentang waktu yang panjang. Tapi mungkin yang harus digarisbawahi "gangguannya" dulu dan sekarang beda. Jika dulu paling kurang ada televisi, sekarang gadget.

Anak saya pernah protes sewaktu saya berusaha menerapkan aturan yang sama setelah era ibunya saya berakhir karena tinggal di rumah sendiri dan dengan aturan yang bisa diatur sendiri tanpa intervensi "orang lain".

Alasannya sederhana, jaman ibu dulu kan beda dengan jaman sekarang. Saya sempat berpikir untuk mendebatnya tapi kemudian saya berpikir bahwa memang hal itu juga salah satu faktor yang membuat tantangan tetap semeja makan bersama menjadi kian sulit. Jaman yang sudah berubah.

Namun bukan berarti aturan itu harus diabaikan dan orang tua menyerah karena hal itu. Meskipun pada akhirnya kesibukan yang tidak kita ciptakan tapi karena konsekuensi pekerjaan membuat aturan-aturan itu menjadi compang camping.

Tapi setidaknya yang masih bisa kita lakukan adalah tetap berkomunikasi. Semisal, apakah kalian sudah makan?, apakah rumah baik-baik saja? Maksud saya semua harus dirapikan tidak boleh berantakan meskipun orang tua tidak sepenuhnya bisa mengontrol langsung karena kesibukan bekerja.

Tentu saja kita harus sebisanya menyiapkan segala sesuatunya agar semua kondisi di rumah terkendali. Minimal ketersediaan makanan sudah kita siapkan meskipun dengan cara yang harus kita sendiri yang mendisiplinkan diri.

Tentu saja dengan menyiapakan makanan, meskipun kini telah dibantu dengan berbagai kemudahan, ketersediaan makanan instans seperti frozen food yang hanya tinggal kita hangatkan atau diolah sedikit sebelum menjadi makanan siap saji.

makan bersama-depositophoto
makan bersama-depositophoto

Tantangan Tetap Semeja Makan Tak Mudah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun