Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Orang Tua Terlalu Over Protektif dan Temperamental, Bisa Sebabkan Anak Alami Speech Delay

12 Maret 2025   11:46 Diperbarui: 13 Maret 2025   22:04 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
terapi atau pendekatan anak speech delay-nutriclub

terapi atau pendekatan anak speech delay-kompaslifestyle
terapi atau pendekatan anak speech delay-kompaslifestyle

Namun jika speech delay disebabkan oleh kondisi lain, seperti gangguan pendengaran atau masalah pada struktur mulut, maka perawatan medis tambahan harus menjadi rujukan solusinya. Termasuk jika penderita speech delay harus menggunakan alat bantu dengar atau prosedur medis tertentu.

Berdasarkan dua pengalaman orang tua yang memiliki anak dengan masalah gangguan speech delay tersebut, saya belajar banyak. Mana kasus yang membutuhkan dukungan terapi wicara dan mana yang harus mendapatkan perawatan lebih intensif.  Bahkan dengan pengalaman Amanda Mammana yang luar biasa, kita tahu bahwa hobi ternyata bisa membantu mengatasi masalah speech delay seperti yang dialami Amanda.

Namun yang harus menjadi perhatian utama orang tua adalah, agar mewaspadai sejak awal terutama dengan mengkonsultasikan dengan dokter untuk memastikan masalah utama penyebab speech delaynya. Agar bisa memberi solusi, terapi dan dukungan terbaik sebelum terlambat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun