Di sebuah desa yang asri, hiduplah seorang anak bernama Bima. Bima adalah anak yang riang dan penuh semangat. Kedua orang tuanya, Pak Arya dan Bu Sekar, percaya bahwa untuk mencapai masa depan gemilang, Bima harus tumbuh menjadi anak yang berkarakter. Mereka berdua berpegang teguh pada sebuah panduan yang mereka sebut "Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat."
Awal Mula dan Tantangan Pertama
Pagi hari, saat kokok ayam jantan mulai terdengar, Bima sudah bangun pagi. Ia tidak pernah menunggu ibunya membangunkan, karena ia tahu, memulai hari dengan segar adalah kunci semangat. Setelah itu, ia beribadah. Di musala kecil di samping rumahnya, Bima menunduk khusyuk, berterima kasih atas anugerah hari baru.
Setelah beribadah, Bima segera berolahraga. Ia berlari-lari kecil mengelilingi sawah di belakang rumahnya. Udara pagi yang sejuk memenuhi paru-parunya, membuatnya merasa bugar dan siap menghadapi hari. Saat pulang, Bu Sekar sudah menyiapkan sarapan. Makan sehat dan bergizi adalah rutinitas wajib di keluarga Bima. Ada sayur bayam, ikan lezat, dan buah-buahan segar yang tumbuh di kebun sendiri.
Di sekolah, Bima adalah anak yang paling gemar belajar. Buku-buku adalah sahabat terbaiknya. Ia tidak hanya belajar dari guru, tetapi juga membaca banyak buku di perpustakaan. Ia selalu ingin tahu hal-hal baru dan tidak pernah malu bertanya.
Namun, di tengah rutinitas itu, Bima mulai menghadapi sebuah tantangan. Ada sekelompok anak lain di desa yang dipimpin oleh seorang anak bernama Rico. Rico dan teman-temannya punya kebiasaan yang berbeda. Mereka sering tidur larut malam, main game sepanjang hari, dan malas berolahraga.
"Buat apa sih rajin-rajin amat?" ejek Rico suatu sore, saat melihat Bima sedang menyapu halaman masjid. "Mending main PS, seru! Kamu kayak kakek-kakek aja, tidur cepat."
Kata-kata Rico membuat Bima sedikit goyah. Beberapa kali, ia tergiur untuk ikut bermain gim hingga larut malam. Akibatnya, ia sering bangun kesiangan. Shalat Subuhnya terlewat, dan saat olahraga pagi, ia merasa lemas. Di sekolah, ia jadi sering mengantuk dan sulit berkonsentrasi saat belajar.
Titik Balik dan Penguatan Karakter
Pak Arya dan Bu Sekar menyadari perubahan pada Bima. Mereka tidak memarahi, melainkan mengajak Bima berdiskusi dari hati ke hati.