"Ayah tahu kamu ingin berteman dengan mereka," kata Pak Arya dengan lembut. "Tapi, apakah kamu bahagia dengan caramu sekarang? Lihat, kamu jadi tidak bersemangat."
Bima tertunduk. "Aku ingin seperti Rico, Yah. Kelihatannya seru sekali."
"Seru untuk sesaat, Bima," timpal Bu Sekar. "Tapi kamu sudah merasakan sendiri akibatnya. Tubuhmu tidak sehat, belajarmu terganggu. Kamu tahu, kan, kalau kita harus makan sehat dan bergizi untuk punya tenaga, dan gemar belajar untuk jadi pintar."
Peran keluarga dan guru sangat penting di sini. Bu Sekar mengajak Bima ke perpustakaan dan menemukan buku tentang tokoh-tokoh hebat. Pak Arya menemani Bima saat shalat subuh di masjid, menguatkan kembali kebiasaan beribadah. Di sekolah, guru Bima, Pak Budi, juga memperhatikan dan memberikan dukungan.
Suatu hari, ada perlombaan lari maraton anak-anak se-kecamatan. Bima yang sudah kembali ke rutinitas olahraganya, merasa bugar dan siap. Sementara itu, Rico dan teman-temannya ikut serta, namun mereka cepat kelelahan. Mereka tidak terbiasa berolahraga, dan kebiasaan makan seadanya membuat stamina mereka buruk.Â
Solusi dan Kemenangan Sejati
Bima memenangkan perlombaan itu dengan mudah. Ia tidak hanya bangga, tetapi juga menyadari sesuatu yang jauh lebih penting. Kemenangannya bukanlah semata-mata karena bakat, tetapi karena kebiasaan-kebiasaan baik yang sudah ia terapkan.
Setelah perlombaan, Rico menghampiri Bima. "Selamat, Bima. Kamu memang hebat," katanya dengan nada tulus.
Bima tersenyum. "Terima kasih, Rico. Sebenarnya, kamu juga bisa. Kuncinya bukan cuma latihan hari ini, tapi kebiasaan setiap hari."
Bima kemudian mengajak Rico dan teman-temannya. Ia tidak menggurui, melainkan mengajak mereka bermasyarakat. Mereka mulai bergabung dengan kegiatan bersih-bersih desa, dan Bima mengajak mereka berlari-lari kecil di sore hari. Bima juga menunjukkan bahwa belajar itu tidak harus membosankan, dan tidur cepat membuat mereka bisa lebih berenergi di esok hari.
Evaluasi dilakukan secara berkala. Keluarga, guru, dan masyarakat saling berkolaborasi. Mereka memantau perkembangan Bima dan anak-anak lainnya. Dengan konsistensi dan dukungan, Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat tidak lagi sekadar panduan, tetapi telah menjadi bagian dari kehidupan mereka.