Mohon tunggu...
Ria Agustina
Ria Agustina Mohon Tunggu... Penikmat sayur lodeh dan gereh

Kompasianer pemula 🤗

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Hutan Mangrove, Wisata Hijau, dan Simfoni Alam di Pesisir Jakarta

30 Agustus 2025   08:58 Diperbarui: 31 Agustus 2025   21:02 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menara Pengamatan Burung. (Foto: Ria A)

Bu Muthiah, penggagas acara, rupanya menyiapkan kejutan. Selain membawa jajanan pasar untuk sarapan peserta, ada apresiasi bagi tiga peserta yang datang awal ke titik kumpul.

Pak Bambang Irwanto Soeripto, Pak Taufik Uieks, dan saya, mendapat tanda mata unik bertema Kereta Api Indonesia (KAI). Asyiik!

Setelah peserta kesembilan dan kesepuluh tiba, perjalanan dimulai. Keluar stasiun, berjalan sekitar 50 meter menuju Halte TransJakarta (TJ) Stasiun Kota. Kami naik bus TJ jurusan Stasiun Kota-Blok M, turun di Halte Glodok untuk transit, kemudian pindah bus menuju Pantai Maju, Pantai Indah Kapuk (PIK).

Perjalanan menuju lokasi cukup lancar. Sekitar satu jam kemudian, kami sampai di titik turun yaitu di depan Tzu Chi School. Nah, di sini kami bertemu dengan peserta kesebelas. Horee.. lengkaplah.

Di bawah naungan tajuk pohon trembesi, berjalan menyusur trotoar luar pagar Tzu Chi School itu rasanya adem dan silir. Bergerak ke arah kedatangan, berbelok ke kanan, lanjut berjalan, berbelok lagi ke kanan memutari sebagian area sekolahan.

Nah, itu dia! Gerbang TWA Angke Kapuk berada di sisi kiri. Menyeberang dulu! Hati-hati melangkah, lihat kanan dan kiri sebelum menyeberang.

Teman-teman, yuk!  Kita mulai petualangan jelajah area ini.

Foto bersama di pintu gerbang sebelum menjelajah area mangrove. (Foto: Dok.Kreatoria/Dhul Ikhsan. Difotokan oleh: Aan Widi)
Foto bersama di pintu gerbang sebelum menjelajah area mangrove. (Foto: Dok.Kreatoria/Dhul Ikhsan. Difotokan oleh: Aan Widi)

Secuplik Sejarah TWA Angke Kapuk

TWA Angke Kapuk diresmikan pada tanggal 25 Januari 2010. Namun, perjalanan panjang telah ditempuh sebelum hari itu. Dan setelahnya hingga sekarang.

Awalnya, tahun 1928, kawasan ini merupakan bagian dari Kawasan Hutan Angke Kapuk dengan luasan 99,82 Ha. Sayangnya, seiring waktu, fungsi dan kondisinya berubah. Sekitar 90% dari total area beralih fungsi menjadi tambak ilegal.

Menteri Kehutanan, Ir. Djamaludin Suryohadikusumo, pada tahun 1995, menetapkan area ini menjadi Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk. Izin untuk merestorasi dan mengelola kawasan kemudian diberikan kepada PT. Murindra Karya Lestari.

Mangrove, Potensi, dan Upaya Restorasi

Bila melihat potensi, hutan mangrove di Indonesia luasannya mencapai 3,36 juta Hektar. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki hutan mangrove terluas di dunia. Luar biasanya lagi, dari 70 jenis mangrove yang tersebar di dunia, 48 jenis di antaranya bisa ditemukan di Indonesia. Nah!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun