Bu Muthiah, penggagas acara, rupanya menyiapkan kejutan. Selain membawa jajanan pasar untuk sarapan peserta, ada apresiasi bagi tiga peserta yang datang awal ke titik kumpul.
Pak Bambang Irwanto Soeripto, Pak Taufik Uieks, dan saya, mendapat tanda mata unik bertema Kereta Api Indonesia (KAI). Asyiik!
Setelah peserta kesembilan dan kesepuluh tiba, perjalanan dimulai. Keluar stasiun, berjalan sekitar 50 meter menuju Halte TransJakarta (TJ) Stasiun Kota. Kami naik bus TJ jurusan Stasiun Kota-Blok M, turun di Halte Glodok untuk transit, kemudian pindah bus menuju Pantai Maju, Pantai Indah Kapuk (PIK).
Perjalanan menuju lokasi cukup lancar. Sekitar satu jam kemudian, kami sampai di titik turun yaitu di depan Tzu Chi School. Nah, di sini kami bertemu dengan peserta kesebelas. Horee.. lengkaplah.
Di bawah naungan tajuk pohon trembesi, berjalan menyusur trotoar luar pagar Tzu Chi School itu rasanya adem dan silir. Bergerak ke arah kedatangan, berbelok ke kanan, lanjut berjalan, berbelok lagi ke kanan memutari sebagian area sekolahan.
Nah, itu dia! Gerbang TWA Angke Kapuk berada di sisi kiri. Menyeberang dulu! Hati-hati melangkah, lihat kanan dan kiri sebelum menyeberang.
Teman-teman, yuk! Â Kita mulai petualangan jelajah area ini.
Secuplik Sejarah TWA Angke Kapuk
TWA Angke Kapuk diresmikan pada tanggal 25 Januari 2010. Namun, perjalanan panjang telah ditempuh sebelum hari itu. Dan setelahnya hingga sekarang.
Awalnya, tahun 1928, kawasan ini merupakan bagian dari Kawasan Hutan Angke Kapuk dengan luasan 99,82 Ha. Sayangnya, seiring waktu, fungsi dan kondisinya berubah. Sekitar 90% dari total area beralih fungsi menjadi tambak ilegal.
Menteri Kehutanan, Ir. Djamaludin Suryohadikusumo, pada tahun 1995, menetapkan area ini menjadi Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk. Izin untuk merestorasi dan mengelola kawasan kemudian diberikan kepada PT. Murindra Karya Lestari.
Mangrove, Potensi, dan Upaya Restorasi
Bila melihat potensi, hutan mangrove di Indonesia luasannya mencapai 3,36 juta Hektar. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki hutan mangrove terluas di dunia. Luar biasanya lagi, dari 70 jenis mangrove yang tersebar di dunia, 48 jenis di antaranya bisa ditemukan di Indonesia. Nah!