Mohon tunggu...
Dunia Wenda
Dunia Wenda Mohon Tunggu... Administrasi - Misteri Adalah Keindahan

Selamat datang di Dunia Wenda. Legakan Dahaga Sejenak Dengan Menikmati Kisah-kisah Misteri dan Inspiratif Dalam Kehidupan Fana Ini.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hari yang Hilang

17 Oktober 2019   11:35 Diperbarui: 17 Oktober 2019   11:51 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pinterest.com/Ferenc Gancs

Perlahan ia pun kembali pulang ke rumahnya, terlihat pintu depan masih terbuka lebar seperti posisi terakhir dia berusaha melarikan diri tadi sore. Dan sebelum masuk ke rumah dia pun melihat kanan kiri memantau situasi didalam rumah. 

"Sepertinya masih sama seperti posisinya sebelum aku lari tadi sore. "pikirnya. Setelah dirasa aman diapun masuk ke dalam sambil tetap waspada dan bersiap untuk melarikan diri jika ada hal-hal ganjil.  Dia mendengar ada orang bercakap-cakap dalam kamar sambil sesekali berseling dengan tangisan lirih. 

"Yan.. Yantiiiiie.. Kamu sudah pulang? Apakah kamu dikamar? Ini aku Wenda.." Wenda berteriak memanggil kawannya. 

Tidak ada jawaban yang meresponnya. 

"Yantiiiiie.. Kamu di kamarkah? Sambil perlahan ia mengintip dan masuk ke kamar. 

Didalam kamar ternyata ada Yantie dan Angie sahabatnya dan juga teman Wenda.

"Yantie.. Angie.. Itu kalian kah? Kalian yang Asli? " Wenda bertanya kepada kawan-kawannya. Namun tiada balasan  dari kawannya. Hanya tatapan nanar dan kosong yang ditunjukkan kawannya. 

Wajah-wajah kawannya terlihat berantakan, pucat pasi, sayu seperti orang mati dan memerah melamun memandang agak kebawah sesekali terisak lirih.  Secara naluriah Wenda merasakan ada hal yang tidak beres disini.

"Apakah mereka itu bukan Yantie dan Angie? Wajah mereka seram sekali." pikir Wenda sambil bersiap untuk lari lagi jika mereka ternyata bukan kawannya. 

"Yantie.. Angie.. "

Wenda berusaha memanggil kawannya lagi namun tiada respon sepertinya mereka ada di dunia lain. Hanya ada tatapan kosong, muka pucat dan kesunyian disini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun