Mohon tunggu...
Dunia Wenda
Dunia Wenda Mohon Tunggu... Administrasi - Misteri Adalah Keindahan

Selamat datang di Dunia Wenda. Legakan Dahaga Sejenak Dengan Menikmati Kisah-kisah Misteri dan Inspiratif Dalam Kehidupan Fana Ini.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hari yang Hilang

17 Oktober 2019   11:35 Diperbarui: 17 Oktober 2019   11:51 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pinterest.com/Ferenc Gancs

Namun tiada respon yang ditunjukkan Yantie atau Angie padanya. Dan itu membuat Wenda menjadi kesal. 

"Hei.. Kalian daritadi kenapa cuekin aku sih? Emangnya aku disini nggak ada? Sudah kau anggap aku ini setan kambing congek? " ujarnya meradang keras. 

Namun tetap tiada respon yang ditunjukkan oleh para sahabatnya atas ucapan-ucapannya tadi. Wenda pun marah dan ingin meninggalkan mereka. 

"Oke kalau begitu,  aku akan pergi jika kalian tidak membutuhkanku lagi! "ujarnya ketus seraya bergerak meninggalkan sahabatnya itu. 

Baru berjalan beberapa langkah, tiba-tiba tangis Yantie pecah yang kemudian menghentikan langkah Wenda untuk keluar. Dan Yantie berkata pada sahabatnya

"Tapi aku belum siap Gie untuk ini.. Aku bisa menahan kesedihanku ketika aku putus nyambung dengan mas deRni.. Tapi tidak yang ini.. " ujar Yantie dengan penuh emosi kesedihan yang meluap-luap. 

Wenda pun terdiam mendengarkan bahwa dia telah salah paham dan penasaran hal apa yang telah terjadi pada sahabatnya. Apakah ditinggal oleh orangtuanya? 

Jelas tidak, karena Yantie adalah sahabat karibnya sejak SMP yang tinggal dengannya karena orangtuanya sudah tidak ada lagi. Kedua orangtua Yantie mengalami kecelakaan tragis ketika dia masih di bangku SMP,  semenjak itu sahabatnya selalu bersamanya dan bahkan Wenda sudah menganggap Yantie sebagai saudarinya. 

Belum sempat Wenda bergerak untuk mencobaa menenangkannya, Yantie berkata 

"Angie.. Aku belum siap kalau dia itu sudah pergi.. Aku masih butuh dia.." dan pecah tangisan Yantie meraung keras. 

"Ikhlaskan saja Yan.. Ini semua sudah ada yang mengatur,  jadi kamu tidak boleh bersikap seperti ini.. Nanti dia pun sedih kalau melihatmu begini" ujar Angie kepada Yantie.  Emosi Yantie mulai mereda mendengar perkataan Angie. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun