Mohon tunggu...
Reyvan Maulid
Reyvan Maulid Mohon Tunggu... Freelancer - Writing is my passion
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penyuka Seblak dan Baso Aci. Catch me on insta @reyvanmaulid

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Fenomena Curse of Knowledge, Sudah Dijelasin tapi Enggak Ngerti?

26 Oktober 2021   20:44 Diperbarui: 27 Oktober 2021   17:02 2296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Curse Of Knowledge |  Foto: Freepik

Kita beruntung diberikan akal dan pikiran. Setiap dari kita ini memiliki kelebihannya masing-masing. That's the point!

Cuman terkadang kita harus paham juga bahwa manusia memiliki perbedaan sistematika dalam penerimaan informasi. 

Terkadang otak itu butuh memproses input-input yang telah diberikan. Hal ini terjadi karena perbedaan alur pikiran otak tiap manusia. 

Ada yang daya tangkapnya cepet nyambung kalau dijelasin, ada yang "lemot" ketika dijelaskan sama orang yang memakai bahasa teori dan lain-lain. 

Mungkin kalau diberikan contoh akan lebih mudah untuk ditangkap. Jadi, kembali lagi pada masing-masing individu bahwa mereka memiliki daya serap untuk menangkap suatu informasi yang berbeda-beda.

Contoh Curse of Knowledge

Curse of knowledge ini biasanya sering terjadi pada kalangan orang yang memiliki pemikiran jenius di mana mereka cenderung menghabiskan waktunya untuk memikirkan hal yang sulit dipahami oleh orang awam. 

Berikut adalah sebuah contoh ilustrasi percakapannya.

Percakapan #1
Misalnya ketika kita sedang melakukan wawancara penelitian kepada petani tentang topik usaha tani.

"Pak, mau tanya biaya variabelnya yang digunakan dalam usaha tani kentang bapak ini apa aja ya pak, boleh disebutkan?"

Seketika bapak ini terdiam dong karena penanya memberikan clue yaitu biaya variabel.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun