Mohon tunggu...
Reyvan Maulid
Reyvan Maulid Mohon Tunggu... Freelancer - Writing is my passion
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penyuka Seblak dan Baso Aci. Catch me on insta @reyvanmaulid

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Fenomena Curse of Knowledge, Sudah Dijelasin tapi Enggak Ngerti?

26 Oktober 2021   20:44 Diperbarui: 27 Oktober 2021   17:02 2296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Curse Of Knowledge |  Foto: Freepik

Kalau penjelasannya rasional alias mudah diterima oleh logika, orang atau audiens akan paham dan mengerti maksud yang akan kita sampaikan.

4. Penjelasan dengan Teknik Storytelling

Seorang pembicara perlu memiliki kemampuan public speaking dan menjelaskan dengan teknik storytelling. Ketika kita menjelaskan dengan teknik storytelling maka kita lebih dekat dengan audiens. 

Artinya audiens dan pembicara tidak ada jarak dan gap yang terlalu besar begitu. Karena jika kita menjelaskan dengan bercerita maka telinga kita merasa related dengan apa yang kita sampaikan. 

Saya selalu menggunakan teknik nomor 4 ini dengan sebuah perumpamaan atau permisalan. Biasanya saya praktikkan saat saya dulu menjadi asisten praktikum di beberapa mata kuliah. 

Misalnya kita ingin menjelaskan tentang apa itu startup? Daripada kalian menjelaskan terlalu definitif soal definisi startup, mending langsung aja ambil contoh startupnya. 

Misalnya lagi ketika kita ingin menjelaskan tentang "10 Prinsip Ekonomi", silahkan dijelaskan dengan menggunakan jembatan keledai (teknik cara cepat untuk menghafalkan 10 prinsip itu). 

Atau kita bisa menjelaskannya dengan diselipkan cerita-cerita, contoh konkritnya yang menggugah kesadaran audiens.

Kunci dari curse of knowledge adalah posisikan diri kita sesuai dengan kebutuhan si pendengar. Orang yang sudah paham pastinya akan menjelaskan materinya bukan lagi sudut pandang buku yang ia baca, tetapi dari sudut pandangnya sendiri akan apa yang ia baca.

Gunakan dan sampaikan bahasa yang ringan, rasional dan sederhanakan hal yang rumit. Gunakan alur penyampaian yang sistematis, runtut dan logis. Setiap orang memiliki perbedaan alur pikiran dan daya serap untuk menyerap sebuah informasi yang kita terima. Dengan penggunaan bahasa yang sederhana maka materi yang kita sampaikan akan jauh lebih diterima oleh audiens kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun