Apa Itu Curse of Knowledge?
Curse of knowledge merupakan sebuah kondisi di mana kita sebagai pemberi informasi sedang mengajak lawan bicara kita untuk mendiskusikan suatu hal. Tetapi kita beranggapan kalau lawan bicara yang kita ajak diskusi itu memiliki pengetahuan yang setara dengan kita (bahkan lebih).Â
Jadinya kita bisa menggunakan diksi ataupun padanan kata yang sulit dimengerti oleh si lawan bicara, tetapi kita selaku pemberi informasi sebenarnya mengerti apa yang kita sampaikan.
Sederhananya curse of knowledge mengindikasikan kalau sebenarnya kita ini sudah menjelaskannya dengan diksi yang sesuai, penjelasannya rapat tetapi lawan bicaranya terkadang sulit untuk memahami penjelasannya.Â
Alasan yang mendasari lawan bicara kita tidak memahami penjelasannya bisa ditelusuri dari berbagai faktor. Bisa dari artikulasi atau AIUEO yang kurang jelas dan tegas, bahasa yang digunakan tidak sesuai oleh kebutuhan audiens, alur penyampaian yang terlalu belibet, penjelasannya tidak "to the point" atau langsung tepat sasaran.Â
Salah satu faktor paling besar yang menyebabkan terjadinya curse of knowledge ini adalah munculnya bias informasi dan misinterpretasi. Bisa jadi ketika kita menjelaskan justru berujung menimbulkan bias yang fatal sampai mencap "orang bodoh".
Hal yang bikin gagal pahamnya lagi adalah ketika kita sendiri sebagai pemberi informasi seringkali tidak sadar bahwa kita kadang sebagai manusia tidak luput dan sering melakukan kesalahan. Kalau sudah sadar, berarti oke sudah bagus kita mengakui kesalahan kita.Â
Namun lebih parahnya lagi, ketika sudah sadar bahwa kita telah melakukan kesalahan tapi tidak mau memperbaikinya, terus mau sampai kapan?
Hal inilah yang biasanya terjadi dari adanya fenomena curse of knowledge ini. Kalau kita menggunakan bahasa yang teoritis, lantas bagaimana audiens atau pendengar ini bisa memahami maksud penjelasan yang kita jelaskan.
Ketika kita dibilang salah, terus menyalahkan kalau, "Kamu itu enggak nyimak apa gimana sih penjelasan saya tadi? Makanya jangan ngobrol aja sama temennya."
Nanti kalau seperti ini terjadi terus ya bisa ditinggal sama audiensnya karena penjelasannya tidak ada yang menarik untuk didengarkan. Padahal kita harus tahu bahwa tidak ada manusia di dunia ini yang dilahirkan bodoh.Â