Mohon tunggu...
Retno Achmad Faisal
Retno Achmad Faisal Mohon Tunggu... ASN/dokter

“Menulis di sela tugas profesi, terinspirasi dari kehidupan komunitas lokal yang unik sarat makna, serta biodiversity hutan hujan tropis dengan flora dan fauna endemisnya.” East Kotawaringin Regency, Central Kalimantan Province, since 2000

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

ESPRESSO & RHINOPLASTY, "Di balik secangkir espresso, ada rupa baru yang menguji cinta lama."

27 September 2025   06:05 Diperbarui: 27 September 2025   06:05 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Espresso menyatukan rasa, rhinoplasty memisahkan percaya."  (Dok. Pribadi)

Sebelum sempat bertanya, ponselnya berdering. "Koh Miming," Haikal membaca nama di layar. Ia mengalihkan perhatian sementara, menjawab panggilan. Suara Koh Miming terdengar antusias:
"Haikal, saya bisa kirimkan 50 kg kopi Ciwidey yang baru diproses! Rasanya hampir mirip kopi yang kita impikan, dengan aroma kaya dan tekstur lembut. Formula up to date, secret recipe. Ini bakal jadi menu spesial kafe kamu!"

Haikal mengangguk sambil membuka bagasi mobil dan memasukkan tas serta troli Rike. Ia tersenyum tipis mendengar semangat Koh Miming, tapi matanya tak lepas dari Rike yang mengikuti dari belakang, masih diam.

Panggilan selesai, Haikal menutup bagasi. Saat ia menyalakan mobil, perlahan menoleh ke istrinya. Rike membuka maskernya.

Dan di detik itu... ia terkejut luar biasa. 

Hidungnya... hasil oplas. Bentuknya lebih mancung, lebih rapi, sempurna secara simetris. Haikal menahan napas, jantungnya seakan berhenti. Semua adrenalin pagi ini meledak bersamaan: terkejut, marah, kecewa, sedih.

"Rike... kenapa? Untuk apa? Kenapa nggak bilang ke aku?" suaranya bergetar, mata berkaca-kaca.

Rike hanya menunduk, napasnya tertahan.          
"Maaf, Haikal... aku salah... ini semua karena aku ingin tetap cantik di mata kamu... bukan untuk orang lain."

Haikal menggenggam setir, mencoba menahan emosi yang bergolak. Suara klakson nyaring bersahutan dari belakang karena mobilnya menghalangi jalan. Ia menarik napas panjang, menoleh, lalu memutar mobil sedikit demi sedikit sambil tetap menatap Rike.

"Rike, kenapa kamu bohonng???...., izinnya wisata ke Korea, ko malah seperti ini ?"

"Kamu pasti sadar melakukan semua ini kan ?, Rike... oplas dilarang agama! Kamu tahu itu!" suaranya pecah, tapi tetap berusaha menahan diri.
"Ya Allah... aku merasa gagal... belum mampu menjaga iman istriku, belum jadi suami yang baik..."

"Rike... apa gunanya hijab itu kalau maknanya tak pernah kau resapi?" Haikal menghela napas panjang, kepalanya digelengkan lemah berkali-kali, tangan kirinya menekan dahi seakan menahan pecahnya batin. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun