Mohon tunggu...
Retno Achmad Faisal
Retno Achmad Faisal Mohon Tunggu... ASN/dokter

“Menulis di sela tugas profesi, terinspirasi dari kehidupan komunitas lokal yang unik sarat makna, serta biodiversity hutan hujan tropis dengan flora dan fauna endemisnya.” East Kotawaringin Regency, Central Kalimantan Province, since 2000

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

ESPRESSO & RHINOPLASTY, "Di balik secangkir espresso, ada rupa baru yang menguji cinta lama."

27 September 2025   06:05 Diperbarui: 28 September 2025   14:37 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Espresso menyatukan rasa, rhinoplasty memisahkan percaya."  (Dok. Pribadi)

Tak lama, balasan masuk:

"Aku ke parkiran aja ya, Sayang. Kamu tunggu di sana."

Haikal mengerutkan dahi. Biasanya, Rike melompat kecil dari jauh, melambai, lalu menceritakan segalanya tanpa henti. Kali ini berbeda. Ada jeda, ada misteri. "Kenapa dia malah lama-lamain? Tumben..."

Ia memutar setir, mencari parkiran sedekat mungkin ke pintu terminal. Setelah mendapat tempat, ia keluar dan berjalan cepat ke arah terminal sambil terus melirik ponsel, sesekali menekan tombol panggilan lagi---tetap tak diangkat. Jantungnya berdegup lebih kencang, adrenalin merayap.

"Ya Allah, ada apa sih sebenarnya? Kok beda banget," bisiknya, suara nyaris tenggelam di antara keramaian.

Dari kaca besar terminal, ia melihat kerumunan orang menjemput. Ada yang membawa bunga, ada yang melambaikan papan bertuliskan nama. Haikal berdiri di tengah mereka, memindai wajah demi wajah---tetap tidak ada Rike.

Ponselnya bergetar lagi. Voice note dari Rike:

"Aku jalan ke parkiran, Sayang. Tunggu di mobil aja ya, aku bawa troli penuh, agak susah kalau nyari kamu di dalam."

Haikal menutup mata sejenak, menahan rasa kesal yang nyaris berubah menjadi panik. "Astaga, Rike... kamu kenapa sih? Biasanya nggak sabar pengen ketemu. Sekarang malah bikin aku muter-muter."

Ia kembali ke parkiran, langkahnya berat, hampir terseret oleh kekhawatiran yang semakin menumpuk. Bayangan wajah ceria Rike yang selalu tersenyum kini kontras dengan sikapnya sekarang---misterius, seakan menyembunyikan sesuatu.

Haikal membuka pintu mobil, menyalakan AC, dan menekan voice note:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun