Mohon tunggu...
Retno Achmad Faisal
Retno Achmad Faisal Mohon Tunggu... ASN/dokter

“Menulis di sela tugas profesi, terinspirasi dari kehidupan komunitas lokal yang unik sarat makna, serta biodiversity hutan hujan tropis dengan flora dan fauna endemisnya.” East Kotawaringin Regency, Central Kalimantan Province, since 2000

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

ESPRESSO & RHINOPLASTY, "Di balik secangkir espresso, ada rupa baru yang menguji cinta lama."

27 September 2025   06:05 Diperbarui: 27 September 2025   06:05 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Espresso menyatukan rasa, rhinoplasty memisahkan percaya."  (Dok. Pribadi)

BARISTA & RAHASIA RHINOPLASTY        
"Di balik secangkir espresso, ada rupa baru yang menguji cinta lama."

Retno Achmad Faisal

 

Benhil Boutique Cafe 

"Ayo, Frans, jangan terlalu kasar nge-grind-nya! Kopi bisa gosong aromanya nanti!" suara Haikal Ahmad terdengar tegas tapi penuh semangat dari balik meja bar. Tangannya lincah memegang portafilter, sementara matanya sesekali melirik ke arah Pamela yang sudah tak sabar menunggu.

Pamela, seorang transpuan dengan make-up cetar membahana dan kuku panjang berwarna ungu metalik, menepuk-nepuk meja bar dengan gaya manja.        
"Duh, Bang Haikal... ini pesanan gue loh. Jangan sampe salah racik, ya. Gue maunya yang spesial, kayak gue." Ia mengedip nakal, membuat Frans hampir tersedak tawa.

Nurul, asisten lain yang berhijab, ikut menimpali sambil menuang air panas dari gooseneck kettle.
"Tenang, Mbak Pamela. Kopi andalan kita tuh, Benhil Signature Latte, racikan langsung owner. Pokoknya, classy!"

Pamela tertawa terpingkal, suaranya melengking. "Signature latte? Aduh, kayak tanda tangan artis aja. Jangan-jangan kalo gue minum bisa bikin makin kinclong ya?"

Haikal hanya geleng-geleng sambil menaruh portafilter yang sudah berisi kopi hasil gilingan burr grinder. Ia mengetuknya pelan ke tamping mat, lalu menekan bubuk kopi itu dengan tamper stainless. Gerakannya presisi, penuh gaya layaknya barista profesional.

"Pamela, kopi itu ibarat cinta. Kalo asal-asalan, rasanya hambar. Tapi kalau diracik dengan hati...," ia berhenti sejenak, menyalakan tuas mesin espresso, suara desisan uap terdengar. "...hasilnya bisa bikin nagih."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun