Mohon tunggu...
renanda agung kharisma putri
renanda agung kharisma putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya adalah mahasiswa semester 1 jurusan PKK yang memiliki hobi menari, membaca novel, dan mengarang cerita. saya merupakan pribadi yang introvert yang mudah tertarik dengan hal hal baru

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mengapa Harus Si Dingin Itu?

29 November 2022   22:23 Diperbarui: 29 November 2022   22:50 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Aku keluar setelah mengganti baju dan mengeringkan rambutku ini, fyuhhh untung saja Jun sudah turun duluan, tapi bagaimana aku menutupi semua bekas kemerahan ini? Walaupun ku tutupi dengan rambut panjangku tetap saja terlihat, bahkan leherku hampir penuh dengan bekas gigitan dari Jun. Sangat mengherankan, kenapa Jun sangat suka menggigit ku? Ya walaupun dia half vampwolf bukan berarti dia bisa menggigitku sepanjang masa kan? Ah masa bodoh, kau tak ingin membuat anggota keluarga yang lain menunggu karena ku yang bukan siapa-siapa di mansion ini, buru buru aku keluar dari kamar menuju ruang makan, huh pasti semua orang akan salah fokus pada tanda merah di leherku ini.

Dengan aku berjalan menunduk mungkin bisa mengalihkan perhatian mereka dari hickey yang di berikan Jun. Semua orang sudah berkumpul di meja makan, dan makanan pun sudah siap saji, tetapi mereka belum menyentuh makanan? Apa mereka menungguku? Oh astaga aku merasa bersalah membuat mereka menunggu. Aku duduk di salah satu kursi kosong sebelah Jun, aku terus menunduk, aku malu memperlihatkan hickey ini kepada semua orang, jika satu dua hickey yang diberikan Jun tak masalah bagiku, tapi Jun benar benar kelewat batas memberiku hickey.

"Kau mau mashed potato dengan steak nya sayang?" Tanya ibu Karen yang hanya kubalas anggukkan dan senyum tipis.

"Ada apa denganmu sayang? Kau terlihat lesu." Tanya ibu Karen lagi.

"Kau tidak lihat berapa hickey yang ada di lehernya sayang?" Sahut paman Stuart menimpali dengan cengirannya

"Jun." Tegur ibu Karen seraya memiringkan kepala dan membulatkan matanya sempurna.

"Itu hanya sedikit, mom." Yang ditegur malah menjawab dengan santai dan entengnya, dasar menyebalkan.

Lantas aku membulatkan mata dengan mulut menganga kearahnya, tapi lihat dia, bahkan dia tidak melihat reaksiku saat ia mengatakan itu, dia malah asyik memakan bruschetta yang ada di piringnya, apakah makanan itu lebih penting dari pada tanda di leherku ini?

Sudah sudah, kalian makanlah. Dan Grace, aku akan meminjamkan syalku padamu setelah selesai sarapan." Ujar Kiza menengahi.

~~~~~~

Sarapan pagi pun sudah selesai, paman Stuart dan Matthew sudah berangkat kerja tepat setelah sarapan selesai, ibu Karen dan Kiza membereskan meja makan. Tadinya aku hendak membantu mereka membereskan piring piring, tetapi ibu Karen menyuruhku untuk kembali ke kamar dengan alasan aku perlu istirahat padahal aku tidak sakit tetapi ibu Karen menyuruhku untuk istirahat dikamar, aneh. Jangan tanyakan Jun kemana, aku bahkan tidak melihatnya pergi bersama paman Stuart ataupun Matthew, dia sedang menelepon seseorang pagi pagi buta seperti ini, entah siapa yang ia telepon. Tak penting memikirkan itu semua, lebih baik aku masuk kamar dulu seperti apa yang diperintahkan ibu Karen.

Aku pun segera ke kamar menuruti apa perintah dari ibu Karen. Kini aku sudah berada di dalam kamar, entah apa yang aku lakukan di kamar ini, rasanya sangat bosan juga terkurung di dalam kamar, ponsel canggih ku juga tertinggal di rumahku, aku tak tahu harus apa. Duduk, berjalan jalan tidak jelas, melihat keluar jendela, memperhatikan detail dari kamar ini, percayalah sungguh membosankan, hingga pada akhirnya ada seseorang yang mengetuk pintu kamar, mungkin itu Kiza yang akan meminjamkan ku syalnya kepadaku.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun