Mohon tunggu...
Rendy Artha Luvian
Rendy Artha Luvian Mohon Tunggu... Penulis - Staf Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, anggota FLP (Forum Lingkar Pena)

Menulis adalah membangun Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Catatan Abdi Dalem (Bagian 9, Pertempuran Laut) - Diskusi Ringan

21 Maret 2024   10:15 Diperbarui: 21 Maret 2024   10:30 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            "Makanya kalau milih hakim harus yang bener-bener bagus Lem," sahut Abdi sambil mencatat.

            "Eh, bisa komentar sambil nulis to dirimu Di, hehehe," ujar kapten Sudirman sembari tersenyum.

            "Apalagi memilih pemimpin Di, tugasnya lebih berat daripada hakim."

            "Iya, kapten Sudirman, memilih pemimpin memang bukan perkara mudah. Bahkan di Buton saja dididik dari semenjak kecil untuk kemudian dipilih yang terbaik, benar-benar luar biasa sistem yang ada di Buton."

            "Yang jadi sultan benar-benar orang terbaik ya berarti, orang kayak Mas Rade.. Benar-benar luas pengetahuannya," ucap Dalem.

            Ombak di luar sedang sedikit kencang rupanya, minuman mereka bergoyang sedikit ketika Kapten Sudirman hendak meraih gelas teh. Pandangannya ke arah jam dinding yang terpancang kaku di dekat pintu masuk ruangan.


            "Masih ingat kan mereka juga harus membuat buku untuk memperlihatkan seberapa luas pengetahuan mereka," Dalem masih melanjutkan.

            "Juga keterampilan dalam berperang dan tentu saja mengurus organisasi. Wah, tak terbayang susahnya pendidikan yang harus mereka tempuh dari kecil."

            "Itulah resikonya menjadi seorang calon sultan sejak dini, beruntung Mas Rade baru ditunjuk setelah dewasa. Benar kan, kalian tidak salah?" tanya kapten Sudirman.

            "Benar kok kapten. Kami sudah memastikan langsung ke ustad Murhum, memang tidak banyak dibahas sih..." Abdi ikut membenarkan berita tersebut.

            "Yah, memang begitu caranya, karena para calon sultan pun butuh hidup normal, dan hanya satu yang akan lulus dan menjadi sultan nantinya, sisanya akan sama seperti orang biasa. Hanya saja mungkin karena kemampuan mereka yang lebih dibanding yang lain menjadikan mereka memiliki kesempatan lebih besar untuk mengurus berbagai macam hal di berbagai sektor untuk negara dan bangsa. Tidak ada yang dirugikan jadinya," kapten sudirman kembali menghirup teh, mungkin mereka masuk ke area dengan ombak agak kencang karena sesekali kapal bergoyang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun