Berdasarkan latar belakang di atas, mari kita kupas topik-topik di atas secara simultan dan mendalam. Menurut analisis penulis, terdapat tiga manifestasi arus fenomena disruption yang menjadi wujud heroisme kekinian generasi muda. Berikut adalah manifestasi-manifestasi tersebut.Â
Pertama, menjamurnya peer to peer lending (P2P Lending) yang merevolusi model permodalan dalam berbagai sektor perekonomian. Mulai dari sektor UMKM, pertanian, hingga start-up sudah merasakan dampak dari munculnya platform baru ini. Mengapa P2P lending bersifat disruptive? Mari kita tinjau definisi istilah ini.
Jackson (2016:2) menyatakan bahwa peer to peer lending adalah sebuah pasar di mana para peminjam individu/institusi bisa mendapatkan investasi langsung dari investor-investor ritel maupun institusi, tanpa adanya lembaga keuangan resmi sebagai perantara transaksi. Definisi ini menunjukkan secara eksplisit bahwa P2P lending mendisrupsi model permodalan dalam perekonomian dengan adanya eliminasi dari lembaga keuangan resmi sebagai middlemen.
Lalu, bagaimana P2P lending dapat menjadi wujud heroisme kekinian generasi millenial? Penjelasan di atas menunjukkan bahwa peer to peer lending adalah disruptor yang mempermudah proses permodalan bagi investor dan peminjam, terutama bagi generasi millenial. Mengapa demikian?
Pertama, millenials belum memiliki penghasilan yang besar. Sejumlah 83% dari kelompok demografi ini memiliki rata-rata penghasilan Rp 7,5 juta/bulan (Fauzie dalam cnnindonesia.com, 2017).  Kedua, millenials adalah generasi yang paling terhubung dengan internet di Indonesia. Bahkan, 49,54% pengguna internet di Indonesia adalah millenials (kumparan.com, 2018). Sehingga, P2P lending jelas sangat mengakomodir dua kecenderungan ini.
Sehingga, melalui P2P lending, generasi millenial Indonesia dapat menciptakan sebuah interdependensi ekonomi antar individu, baik sebagai investor maupun peminjam. Melalui interdependensi ini, generasi millenial Indonesia dapat saling berkolaborasi satu sama lain untuk mencapai keuntungan. Kolaborasi ekonomi (sharing economy model) inilah yang menjadi wujud heroisme kekinian generasi millenial Indonesia.
Ketika kolaborasi ekonomi tercipta, maka keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia menjadi lebih mudah untuk diwujudkan. Mengapa? Melalui platform ini, generasi millenial Indonesia dapat menjadi pahlawan pemberdaya ekonomi (economic empowerment) bagi negeri ini. Selanjutnya, pemberdayaan ini memberikan kesempatan bagi pelaku ekonomi di berbagai sektor untuk berkembang. Ketika kesempatan untuk berkembang meluas, maka terwujud keadilan sosial dalam bentuk equal opportunity.
Kedua, munculnya donation-based crowdfunding (penggalangan dana berbasis donasi) yang mengubah cara kita dalam melakukan kegiatan filantropi. Dalam konteks ini, platform ini mengubah model filantropi yang ada. Mengapa? It brings philantrophy to the masses. Bagaimana bisa?
Donation-based crowdfunding adalah upaya untuk mendanai suatu proyek/gerakan sosial dengan menghimpun dana dari banyak individu (Investopedia.com, 2018). Masing-masing individu dapat melakukan donasi mulai dari jumlah yang kecil, bahkan mulai dari Rp 10.000. Sehingga, kegiatan filantropi bisa dilakukan oleh siapa saja, termasuk generasi millenial.
Maka, disruption yang muncul dari platform ini memampukan generasi millenial Indonesia untuk menjadi pahlawan pembela kemanusiaan. Mengapa? Terbukanya kesempatan bagi generasi millenial untuk menjadi filantropis membuat dukungan moral dan material terhadap proyek/gerakan sosial meningkat. Sehingga, kemampuan proyek/gerakan sosial di masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup manusia juga semakin tinggi.
Jika penjelasan di atas benar-benar terjadi di lapangan, maka kemanusiaan yang adil dan beradab akan tumbuh subur di masyarakat Indonesia. Akibat ini muncul dari upaya peningkatan kualitas hidup manusia, yang adalah cara terbaik untuk memanusiakan individu. Ketika individu berhasil diperlakukan secara manusiawi, maka muncul aktualisasi keadilan dalam hidupnya. Akhirnya, aktualisasi ini mendukung pembentukan sebuah masyarakat yang beradab.