Pagi buta aku tergesa menubruk kotak pos
Tak kutemui secarikpun kertas
Kembaliku ke dalam; tanggal 28 februari 1998
Kumerekam seluruh kalimatmu
Memastikan jika aku tidak sedang berhalusinasi kemarin
Tidak mungkin juga jika aku rabun
Bahkan meski sebelumnya tak kusuarakan
Sekarangpun masih terngiang dan aku tidak merasa sedang tuli
Selisih hari saja apa lantas pudar begitu saja?
Aku ini wanita wahai Tuan
Sudah tau jika hatinya barang tersenggol sedikit akan lantah
Lantas mengapa masih kau elus-elus dan kemudian kau sayat-sayat?
Heiii, ini tidak sedang akan membunuh ayam ya
Kembalikan utuhnya hatiku
Atau kau akan dapati dinginnya seorang wanita
Jangan suka bersandiwara, ini bukan pagelaran
Kemarin kau bubuhkan cinta
Hari ini kau sebarkan derita
Terimakasih wahai Tuan tak berbelas