Mohon tunggu...
R Hady Syahputra Tambunan
R Hady Syahputra Tambunan Mohon Tunggu... Karyawan Swasta

🎓Education: Law 🏤Classified as Middle–Upper Class in Indonesia, with assets ranging from US$169,420–1 million (approx. Rp 2.64–16 billion), based on CNBC criteria. 🏧Among the top 0.001% of Indonesians with an annual income of Rp 300–500 million (SPT 1770 S 2024) 👔Career: Employee at Giant Holding Company (since Feb 2004–Present), side job as Independent Property-Asset Management Consultant 📲Volunteer Work: Previously engaged with BaraJP, Kawal Pemilu, as well as the Prabowo–Sandi and Anies–Muhaimin campaign teams. ⚖️Note: I only connect with writers who focus on ideas and ideals, not those who are obsessed with K-Rewards.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Logika (Ep-25) | Filsafat Agama: Mampukah Akal Mendefinisikan Tuhan?

1 Agustus 2025   23:56 Diperbarui: 2 Agustus 2025   00:03 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: buku filsafat agama R.Hady

Bab V: Logika Ketuhanan Agama Abrahamaik

Dalam tiga agama Abrahamik: Yudaisme, Kristen, dan Islam, Tuhan didefinisikan sebagai pribadi yang mahakuasa, mahaesa, dan pencipta segala sesuatu. Namun pendekatan terhadap logika dan rasionalitas sangat berbeda, terutama antara Yahudi-Kristen awal dengan pendekatan Islam.

1. Yudaisme: Tuhan Yang Tersembunyi dan Tak Terdefinisi

Dalam tradisi Yahudi, Tuhan disebut dengan nama-nama suci seperti YHWH (Yahweh), Elohim, atau Adonai, namun tak satu pun nama itu dianggap mewakili esensi-Nya secara penuh.

a. Anti-definisi
Tuhan tidak dapat dijelaskan secara filosofis; bahkan menyebut nama-Nya pun dianggap tabu. Dalam kitab Keluaran (3:14), Tuhan berfirman kepada Musa:
"Ehyeh asher ehyeh"="Aku adalah Aku."
Kalimat ini tidak menjelaskan apa-apa secara logis, tetapi menyatakan kedaulatan eksistensial Tuhan.

b. Tuhan sebagai subjek sejarah, bukan objek analisis

Dalam tradisi Yahudi rabinik, Tuhan lebih dikenal melalui tindakan-Nya dalam sejarah (Exodus, perjanjian, penghukuman), bukan melalui definisi metafisik. Rasionalitas tetap dihargai, tapi dibatasi oleh hukum Taurat dan tradisi Talmudik.

2. Kristen: Tuhan Inkarnatif dan Problem Rasionalitas

Kristen awal menghadapi tantangan besar dalam menjelaskan iman akan Tuhan yang esa, tapi juga percaya Yesus sebagai Anak Tuhan dan Roh Kudus sebagai pribadi ilahi.

a. Masalah Logika Tritunggal

Trinitas adalah kepercayaan bahwa Tuhan adalah satu esensi dalam tiga pribadi: Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Secara logika, ini sering dikritik sebagai kontradiksi internal: bagaimana mungkin 1 = 3

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun