Mohon tunggu...
Rahmat Ali
Rahmat Ali Mohon Tunggu... Lainnya - Aji ning raga saka busana, Aji ning diri saka lathi.

Aku yang tak pernah mengerti tentang deskripsi diriku, bahkan dalam hal apa yang paling biasa pun ku masih saja bisa keliru.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Embun, Sahabatku

25 November 2020   13:52 Diperbarui: 25 November 2020   14:08 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bunga dan Embun (Sumber gambar @pxhere.com)

Kau tahu apa yang selalu menemani dimalam hari selain bulan dan bintang?
Sesuatu yang turun dari indahnya langit malam hanya untuk dekat denganmu.
Sesuatu yang kehadirannya sangat dekat meski ia tak terlihat.
Dan juga sesuatu yang selalu meninggalkan tanda mata setelah kepergiannya.

Yahh, ia lah sang Embun.

Jika ada malam tanpa bintang, atau malam tanpa bulan.

Tak pernah ada satu malam-pun yang berlalu tanpa kehadiran sang Embun.

=====

Hai Embun, apa kabarmu?

Ku harap kau takkan pernah bosan untuk selalu hadir di setiap malamku
meskipun sang mentari selalu datang setiap pagi dan membuat dirimu terusir lalu pergi.

Ku percaya esok kau akan tetap hadir kembali.

Tetesan bening air yang sengaja engkau tinggalkan
selalu membasahi rata segala tumbuhan tanpa pilih kasih,
membuat mereka menjadi terlihat sangat sejuk dan segar.

Begitupun dengan hidupku. Ku haturkan terima kasih juga pada mu.

Disini aku duduk termenung memikirkan bagaimana caranya agar aku dapat menangkapmu dan membuatmu tetap berada didekatku.
Sampai akhirnya ku menyadari bahwa ku tak akan mampu karena memang kau tidak untuk dimiliki melainkan hanya dapat dirasakan.

Engkau telah membuatku lebih mengerti apa arti kehidupan begitu aku mengenalmu.
Engkau telah mengajarkanku bahwa dalam hidup ini tidak harus menonjolkan diri untuk dapat diakui keberadaannya.
Meskipun kau tidak terlihat sama sekali, akan tetapi aku dan semuanya dapat merasakan kehadiranmu.
Engkau juga selalu dengan suka rela membasahi alam ini dengan lembutnya tetesan bening dirimu.

....

Hai Embun, kau harus tahu ada sesuatu hal yang ingin kusampaikan padamu.
Selain engkau, ku juga memiliki sesosok yang ku kagumi, sama seperti dirimu.

Ia adalah sahabatku.

Keberadaannya tak dapat ku lihat dan ku ketahui namun dapat kurasakan.
Ia juga selalu membasahi hati yang sedang gersang ini menjadi dingin lagi sejuk kembali.
Ia sama sepertimu yang tak kan pernah bisa ku miliki, Embun.

Kau tahu, ku juga menuliskan sesuatu perasaan tentangnya dibuku harianku.
Namun tak mungkin aku menyampaikan isi tulisanku, karena memang ku tak berharap ia tahu.
Yang ku harap hanyalah agar ia mau, untuk selalu jadi sahabatku hingga akhir waktu.

....

Hai Embun, ada sesuatu hal yang ku pinta darimu, atas keistimewaan rasa sejuk yang engkau miliki.
Ku berharap kesukarelaanmu untuk memadamkan api emosi pada hati sahabatku ketika ia sedang merasa tersulut emosi.
Ku berharap ketersediaanmu untuk menjaga hatinya tetap dalam keadaan sejuk dan tentram.

Sampaikan salamku padanya untuk selalu bersemangat menjalani hari-harinya. Terima kasih Embun, Sahabat ku.

25 Nov

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun