Mohon tunggu...
Rahmad Alam
Rahmad Alam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa psikologi UST, suka menulis dan rebahan.

Seorang mahasiswa fakultas psikologi universitas sarjanawiyata tamansiswa yogyakarta yang punya prinsip bahwa pemikiran harus disebarkan kepada orang lain dan tidak boleh disimpan sendiri walaupun pemikiran itu goblok dan naif sekalipun.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sartono di Lembah Iblis

9 Oktober 2021   10:11 Diperbarui: 9 Oktober 2021   10:37 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


       Namun yang membuat dia heran adalah dirinya tidak berada di dalam mobil melainkan di suatu tempat terbuka mirip seperti lembah di kaki gunung. 

Ia melihat ke kanan dan kiri untuk melihat mobilnya yang jatuh namun tak juga didapatinya apa yang dia cari. Mungkin dia terlempar cukup jauh pikirnya. Anehnya pula dia tidak merasakan sesuatu rasa sakit pun di sekujur tubuhnya.  


       Hawa yang dia rasakan amat sangat dingin dan sunyi. Maklum dia berada di lembah gunung pikirnya. Iya lalu menunggu beberapa saat agar para polisi dan tim penyelamat datang namun usahanya sia-sia. 

Tak ada yang datang dan suasana semakin dingin dan sunyi. Lalu dia pun memberanikan diri untuk mencari pertolongan di sekitar situ. Mungkin ada pemukiman warga di sekitar sini pikirnya.


       Lalu berjalanlah ia menyusuri lembah tersebut demi meminta pertolongan. Kemudian tanpa disadarinya seperti ada sesuatu yang berlari di belakang dirinya.

 Menolehlah dia ke belakang demi mencari tahu dan dia melihat seorang anak kecil berlari kearah hutan.


       "Hai nak!, Tunggu tolong saya". Panggilannya kepada gadis kecil itu.      


        Namun yang dipanggil tidak menoleh dan hanya terus berlari. Sartono pun mengejarnya dengan tenaga seadanya. Gadis itu berlari memasuki hutan belantara yang amat sulit medannya bagi Sartono.

 Pasti dia ingin kembali ke rumahnya pikir Sartono dalam hati. Dengan pikiran itulah Sartono membulatkan tekad untuk mengejarnya walaupun dia masuk ke alam antah berantah.


       "Hai tolong berhenti!". Ujarnya kepada anak itu namun tetap tidak dihiraukannya.

 Anak itu mendaki bukit terjal yang lalu diikuti oleh Sartono juga. Lalu mereka masuk menyibak rumput ilalang. Bahkan mereka menyeberangi sungai kecil di dasar lembah. Sartono tetap sabar mengikuti ke mana gadis kecil itu pergi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun