Mohon tunggu...
Rahmad Alam
Rahmad Alam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa psikologi UST, suka menulis dan rebahan.

Seorang mahasiswa fakultas psikologi universitas sarjanawiyata tamansiswa yogyakarta yang punya prinsip bahwa pemikiran harus disebarkan kepada orang lain dan tidak boleh disimpan sendiri walaupun pemikiran itu goblok dan naif sekalipun.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sartono di Lembah Iblis

9 Oktober 2021   10:11 Diperbarui: 9 Oktober 2021   10:37 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


    "Saya mohon maaf, Saya akan berjanji untuk tidak mengulangi kesalahan saya ini saat saya kembali ke dunia". Ujar Sartono kepada hantu gadis itu.


    "Tak perlu Bapak melakukan hal itu toh juga saya tidak bisa kembali hidup jika Bapak melakukannya. Dan juga toh Anda pernah berjanji di atas kitab suci dengan nama Tuhan namun Anda ingkar juga.". Sahut gadis hantu tersebut.


    "Kalau begitu biarkan nanti saya doakan kamu nanti di sini agar kamu tenang".


    "Terserah apapun janji Bapak itu tapi saya sudah mengutarakan pendapat saya".


    "Kalau begitu bagaimana caranya saya dapat kembali ke dunia saya?".


    "Di lembah ini ada seorang iblis yang dapat mengabulkan segala keinginan. Sang iblis ini berada didasar lembah bagian utara gunung ini. Dia memiliki banyak sekali pengikut yang biasanya menumbalkan sesuatu untuk mendapatkan kekayaan. Namun dia akan sangat berbaik hati jika ada seseorang yang telah berbuat banyak kerusakan seperti dirimu ini.". Ujar gadis kecil itu yang lalu tiba-tiba tertawa dan terbang entah ke mana.


     Mulailah Sartono untuk mencari kediaman si Iblis penunggu lembah tersebut. Jalan yang dilalui olehnya sangat banyak makhluk halus yang dijumpainya. 

Seperti saat dia meninggalkan kediaman gadis hantu itu ternyata diatas pohon tempat dia melepas lelah sebentar, bertengger sesosok burung raksasa berkepala kuda. Hal itu membuat dia lari tunggang langgang. 


     Dan saat berada di lereng bukit dia bertemu dengan anjing berkepala manusia yang sedang mengunyah tulang belulang. Mengetahui hal itu dia memutuskan untuk bersembunyi sebentar agar makhluk tersebut menyingkir. Dia tidak menyangka bahwa dunia gaib sebegini seramnya.

 Dia tak terbiasa melewati medan sulit dan juga menghadapi makhluk menyeramkan seperti ini. Dia sudah terbiasa dengan hidup glamor dan santai. Namun demi mendapatkan kehidupannya itu dia membulatkan tekad untuk terus melanjutkan perjalanannya.


     Sartono lalu melihat asap membumbung tinggi di utara lembah. Pastilah itu tempat pemujaan sang iblis pikirnya. Ia lalu bergegas menuju ke arah munculnya asap tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun