Adapted Child: Keadaan sub-ego ini mewakili bagian dari diri kita yang telah belajar menyesuaikan diri dengan norma dan harapan sosial.Â
Sub-ego ini tercermin dalam keinginan untuk menyesuaikan diri, mencari persetujuan, dan menghindari ketidaksetujuan atau penolakan. Keadaan sub-ego ini sering dikaitkan dengan rasa kewajiban, rasa bersalah, dan rasa malu.
Saat kita beroperasi pada ego state Child, kita mungkin dipengaruhi oleh pengalaman kita di masa kecil dan pesan yang kita terima tentang perilaku yang baik dan buruk. Misalnya, jika kita didorong untuk mengekspresikan diri kita dengan bebas dan diberi ruang untuk mengeksplorasi kreativitas dan imajinasi kita, kita mungkin cenderung beroperasi dari keadaan sub-ego Free Child.Â
Di sisi lain, jika kita sering ditegur karena perilaku buruk atau dihalangi untuk mengekspresikan diri kita dengan cara tertentu, kita mungkin cenderung beroperasi dari keadaan sub-ego Adapted Child.
Mengenali saat kita beroperasi pada ego state Child dapat membantu kita memahami respons emosional kita dan membuat pilihan sadar tentang bagaimana kita ingin bereaksi.Â
Misalnya, jika kita menyadari bahwa kita merasa takut atau malu, kita dapat berhenti sejenak dan merenungkan apakah kita beroperasi dari keadaan sub-ego Adapted Child dan mencoba beralih ke keadaan sub-ego Free Child.
Setiap ego state memengaruhi perilaku, pikiran, dan emosi individu dengan cara yang berbeda. Ketika individu berinteraksi dengan orang lain, mereka sering melakukannya dari salah satu ego state ini.
4 Posisi dalam Hidup
Selain tiga ego states, analisis transaksional juga mengusulkan empat posisi dalam hidup yang dialami individu dalam interaksinya dengan orang lain. Posisi-posisi ini adalah:
- "I'm okay, You're okay": Posisi ini mencerminkan sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain, dan keyakinan bahwa setiap orang mampu dan pantas mendapatkan cinta dan rasa hormat.
- "I'm okay, You're not okay": Posisi ini mencerminkan keyakinan bahwa kita mampu dan pantas mendapatkan cinta dan rasa hormat, tetapi orang lain tidak.
- "I'm not okay, You're okay": Posisi ini mencerminkan keyakinan bahwa kita tidak mampu atau tidak pantas mendapatkan cinta dan rasa hormat, tetapi orang lain mampu dan pantas.
- "I'm not okay, You're not okay": Posisi ini mencerminkan sikap negatif terhadap diri sendiri dan orang lain, dan keyakinan bahwa tidak ada seorang pun yang mampu atau pantas mendapatkan cinta dan rasa hormat.
Posisi hidup yang diadopsi seseorang memengaruhi perilaku, pikiran, dan emosi mereka dengan cara yang berbeda. Analisis transaksional mengusulkan bahwa mengadopsi posisi "I'm okay, You're okay" adalah yang paling sehat dan menguntungkan.
Analisis transaksional banyak digunakan dalam psikoterapi untuk membantu individu memahami pola komunikasi mereka dan bagaimana mereka mempengaruhi hubungan mereka.