Mohon tunggu...
Puji Nur Indah Sari
Puji Nur Indah Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa Prodi PJJ Komunikasi

Seorang penulis amatir yang sedang belajar, menjelajahi dunia kata dan makna. Saya percaya bahwa setiap tulisan memiliki kekuatan untuk menyampaikan cerita, menginspirasi, dan membuka ruang diskusi. Melalui Kompasiana, saya berusaha mengasah kemampuan, berbagi pemikiran, serta mengeksplorasi berbagai isu yang menarik. Menulis bagi saya bukan hanya sekadar kata-kata, tetapi perjalanan untuk memahami kehidupan, membangun kesadaran, dan terus berkembang.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Di Antara Runtuhan Diri

16 Agustus 2025   14:36 Diperbarui: 16 Agustus 2025   14:36 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam merapat, menutup mata bumi,

membiarkan dingin menari di sela tulang.

Seorang anak terhuyung  di pelukan sepi,

menatap langit kamar kelam, tak terbayang.

Tak ada pelukan merajut air mata,

tak ada suara menghalau resah.

Hanya gema luka mendesis, menggema,

membentur hati hingga retaknya pasrah.

Hari berlari tanpa riang, tanpa guru,

mengajarinya makna kehilangan yang bisu.

Ia tahu senyum bisa menjelma sembilu,

dan kata "cinta" adalah pintu

yang tak pernah terbuka untuknya.

Pintu hatinya terkunci rapat,

dirantai kecewa, disemen takut.

Diamnya bukan tenang yang hangat,

melainkan jerit yang membatu di sudut.

Semakin ia sembunyi di balik tirai,

semakin dunia memberinya cap yang salah.

Introvert, kata mereka enteng, usai.

Padahal ia hanya menjaga nyala yang tinggal separuh nyalah.

Di antara runtuhan diri, ia duduk membisu,

tak lagi percaya, tak lagi menunggu.

Namun di celah puing yang dingin dan kaku,

ada bisik  kecil lirih, nyaris tak terdengar, bahwa mungkin suatu hari...

ada  yang datang,

duduk di ambang,

menenun keberanian dari sisa-sisa

yang pernah berserak di hatinya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun