“Di antara runtuhan dirinya, ia belajar bertahan… meski setiap nafas adalah perih yang tak pernah reda. Ini adalah kisah tentang sepi, luka, dan pintu
Namaku Harun. Aku tak mencuri, aku hanya lapar. Tapi mereka mengarakku, menghakimiku, menelanjangiku. Aku cuma anak yang ingin dicintai.