Mohon tunggu...
Pudji Widodo
Pudji Widodo Mohon Tunggu... Pemerhati Kesehatan Militer. Pensiunan.

Ada bila berarti

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dua Generasi di Gerimis Pagi

11 Maret 2025   13:09 Diperbarui: 13 Maret 2025   05:48 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gerimis pagi membatasi,
Langkah tungkai telah lama diganti.
Tapak roda yang setia,
Bersama kursi penyokong raga.

Langit sedang menangis,
Meratapi grahita berkurang habis.
Usia merenta menggerus ingatan,
Amal ibadah tanpa kelanjutan.

Mega mengambang di langit kelabu,
Tak menghadang bisik kasih dari kalbu.
Bait-bait doa anak terucap deras,
Menyambung  benak tua telah terkuras.

Habis sendiri tanpa pasangan,
Habis telah tercurah untuk anak keturunan.
Adakah anak merawat penuh pengertian,  
Kelak anak menjadi renta pula dalam penantian.

Gerimis pagi belum habis,
Tangan muda dan tua erat bergenggaman.
Kursi roda memuat cemas dan manis,
Memanjatkan harapan berteguh iman.

Pudji Widodo,
Sidoarjo, 11032025 (210/152).
Sumber 
gambar: kompas.com

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun