Kukira aku masih perkasa hadapi semua. Ternyata jiwaku lebih renta
Ruang tunggu penuh raguSemua orang penuh harapBerbagai lelah dan nyeri terasaCemas, sedih, dan derita jadi satu
Kakek renta penjual tangga dari bambu keliling kampung
Idih kasih… Baru beberapa hari pergi. Tapi kerinduan kenapa meninggi, Laksana jejaka yang merindu kasih.
Kesendirian membutakan mata, memaksa kesadaran tenggelam & kenangan mengambil alih jiwa.
Thief selalu bertanya apa Zydic baik-baik saja? Apa perlu meminta tambahan resep ke tim medis akademi?
63 Tahun.. Tulismu tidaklah singkat. Bilamana dihitung, negeri ini sanggup kau sarung.
Puisi tentang pengalaman dan refleksi ketika usia menjelang renta.
buaian kata untuk melunakkan hati, urung mendekat hingga rindu melekat
Di kala manusia masuk usia senja, di sanalah sebuah harapan pada cinta dan kasih sayang menjadi dambaan, namun tak jarang semuanya sirna dan lenyap.
Ketika antara kita satu per satu tiadaentah kau atau aku yang duluan tiada
Melihat dan merasakan ketidakadilan di sekeliling. Kemerdekaan hanya di pikiran, tidak mampu di katakan, di sampaikan dan di ejawantahkan hanya diam.
tapi ini kayaknya bukan antara manusia dan manusiajuga bukan antara manusia-manusia dan penciptanya
(ada misteri di matanya) dengan alisnya yang berwarna putih, berkedipnya seolah sedang merintih
Sangat nakal sekali engkau menidurkannya Sangat nakal sekali engkau membangunkannya Sangat nakal sekali engkau mengusap bentuknya
Hitung - hitungan dengan TuhanDi sebuah surau sederhanaAku tiba-tiba mengingat TuhanAgu gamangApa hendak Kulakukan?Serasa ingin ke toiletBergegas pela
Kiranya tiada pula ragu berangan sukaTiada habis pula harap berpacu riaGerak patuh meski letih bertaruhBerpegang kata manis bertuahKelak bahagia bila
Setahun terakhir, Pak Saimi yang tinggal di Desa Muara Dua, Lampung itu, sudah sering terdengar sakit-sakitan. “Bapak sekarang sudah susah berja