Permainan akal menilai Tuhan hanya akan buntuPenyerahan jiwa akan menjadi pemberi legaSebuah Puisi terilhami dari suatu fase kisah Nabi Elia
Kini, aku hanya tidak bisa membersamaimu pada ruang dan waktu yang sama. Lalu, kita dipisahkan jarak, hingga renta meminta kita.
Asal kau tahu, cinta sejati tak mengenal renta, selalu muda, meski usia renta.
Hikayat, riwayat, kisah mungkin nyaman saat ditulis dalam puisi. Cara ungkap, sila kau punya niat.
Perjalan ini begitu singkat, syukuri, nikmati dan jalani meski tak terlihat diujung akan menemui jalan
Kukira aku masih perkasa hadapi semua. Ternyata jiwaku lebih renta
Ruang tunggu penuh raguSemua orang penuh harapBerbagai lelah dan nyeri terasaCemas, sedih, dan derita jadi satu
Kakek renta penjual tangga dari bambu keliling kampung
Idih kasih… Baru beberapa hari pergi. Tapi kerinduan kenapa meninggi, Laksana jejaka yang merindu kasih.
Kesendirian membutakan mata, memaksa kesadaran tenggelam & kenangan mengambil alih jiwa.
Thief selalu bertanya apa Zydic baik-baik saja? Apa perlu meminta tambahan resep ke tim medis akademi?
63 Tahun.. Tulismu tidaklah singkat. Bilamana dihitung, negeri ini sanggup kau sarung.
Puisi tentang pengalaman dan refleksi ketika usia menjelang renta.
buaian kata untuk melunakkan hati, urung mendekat hingga rindu melekat
Di kala manusia masuk usia senja, di sanalah sebuah harapan pada cinta dan kasih sayang menjadi dambaan, namun tak jarang semuanya sirna dan lenyap.
Ketika antara kita satu per satu tiadaentah kau atau aku yang duluan tiada
Melihat dan merasakan ketidakadilan di sekeliling. Kemerdekaan hanya di pikiran, tidak mampu di katakan, di sampaikan dan di ejawantahkan hanya diam.
tapi ini kayaknya bukan antara manusia dan manusiajuga bukan antara manusia-manusia dan penciptanya
(ada misteri di matanya) dengan alisnya yang berwarna putih, berkedipnya seolah sedang merintih
Sangat nakal sekali engkau menidurkannya Sangat nakal sekali engkau membangunkannya Sangat nakal sekali engkau mengusap bentuknya