"Benar." ujar George. Dia mulai berpikir secara samar tentang anaknya yang kini dipenjara, tentang Harrison, tetapi  dua puluh satu bunyi tembakan menyetop pikirannya.
"Boi!" ucap Hazel, "itu akan luar biasa, bukan?"
Itu sungguh keadaan kahar bahwa George teramat pucat dan gemetar, air matanya berbaris di bola matanya yang merah. Dua dari delapan balerina telah tergeletak di lantai studio sambil memegang pelipis mereka.
"Tiba-tiba kamu terlihat sangat lelah," ucap Hazel. "Kenapa kamu tidak melakukan peregangan di sofa, jadi kamu dapat mengistirahatkan kecacatanmu di bantal, Sayang." Dia mengacu pada 47 pound birdshort di tas kanvas, yang digembok melingkari leher George. "Pergilah dan istirahat sebentar," katanya. "Aku tak peduli jika kamu tak setara denganku untuk sementara."
George menimbang tas itu di tangannya. "Tak masalah buarku," katanya. "Aku tidak memperhatikannya lagi. Memang sudah jadi bagian diriku."
Kamu terlihat sangat lelah belakangan ini, sangat kelelahan," kata Hazel. "Jika saja ada suatu cara yang kita bisa lakukan untuk melubangi sedikit bagian bawah tas itu, dan kita cungkil sedikit bola-bola di dalamnya. Sedikit saja."
"Dua tahun di dalam penjara dan dua ribu USD untuk setiap bola yang dikeluarkan," kata George. "Aku tak bisa menyebut itu sebagai barter."
"Jika kamu bisa mengeluarkan sedikit, saat kamu pulang dari kerja," kata Hazel. "Maksudku, kamu tidak bisa bersaing dengan siapapun di sekitar sini. Kamu tuh standar banget."
"Jika aku mencoba melakukan itu," kata George, "lalu orang lain juga akan melakukannya, dan dengan segera kita akan kembali ke masa-masa kegelapan, setiap orang akan bersaing melawan setiap orang. Kamu mau begitu?"
"Ah, aku benci itu, kata Hazel.
"Itulah," ucap George. "Menit-menit ketika orang mulai mencurangi hukum, apa menurutmu yang akan terjadi ke masyarakat?"