"Meski aku berdiri di sini," bentaknya, "lemah, pincang, sakit--- aku adalah penguasa yang lebih hebat dari siapapun yang pernah hidup!" Sekarang saksikanlah aku menjadi apa yang bisa kuraih!"
Harrison merobek tali pengikat dari baju berantai kecacatannya seperti kertas tisu basah, merobek tali pengikat yang menopang lima ratus pound beban.
Tali pengikat Harrison, baju besi itu, meretakkan lantai.
Harrison mendorongkan jempolnya di bawah gembok yang mengamankan penutup besi kepalanya. Batang-batangnya berderak seperti seledri. Harrison menghancurkan headphonenya dan spektaklenya ditubrukkan ke dinding.
Dia terbangkan bola karet hidupnya, memperlihatkan laki-laki yang akan dikagumi Thor, sang dewa petir.
"Aku harus memilih ratuku sekarang!" katanya, lalu mencari di kerumunan orang. "Biarkan perempuan pertama yang berani mengangkat kakinya mengklaim pasangannya dan mahkotanya!"
Momen berlalu, dan lalu si balerina bangkit berdiri, bergoyang seperti pohon willow.
Harrison mencabut perangkat radio dari telinga si penari, lalu melepas kekangan fisik pada tubuh gadis itu dengan penuh kepuasan. Lantas ia mencopot topeng dari wajah si gadis.
Gadis itu sungguh cantik.
Â
"Sekarang," kata Harrison, menggamit tangan gadis itu. "Bagaimana kalau kita tunjukkan pada semua orang makna dansa sesungguhnya? Musik!" Ia memerintah.