Sejarah dan Perkembangan
Dalam tradisi kuno, tumpeng digunakan sebagai sesajen dalam ritual kepada gunung atau roh leluhur, karena bentuknya seperti gunung, yaitu simbol Gunung Mahameru, tempat tinggal para dewa dalam kepercayaan Hindu.
Setelah kedatangan Islam dan pengaruh budaya Jawa Islam seperti Wali Songo, tumpeng tetap dilestarikan namun dimaknai ulang secara monoteistik sebagai simbol mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Tumpeng kemudian menjadi bagian dari slametan, selametan kelahiran, mitoni, pernikahan, syukuran rumah, bahkan kemerdekaan.
Bentuk dan Makna Simbolis Tumpeng
Tumpeng berbentuk kerucut, dan ini menggambarkan gunung, lambang keagungan, alam, dan arah spiritual menuju Yang Maha Kuasa. Disusun di atas tampah (nampan bundar dari anyaman bambu) beralas daun pisang, dan dikelilingi 7 (tujuh) jenis lauk-pauk dan sayur, melambangkan kesempurnaan hidup (angka 7 (tujuh) dalam budaya Jawa berarti keselarasan kosmos).
Lauk dan Sayur yang Mendampingi dan Maknanya
- Ayam ingkung -- ketundukan dan keikhlasan
- Telur rebus/pindang -- awal kehidupan dan niat baik
- Urap sayur -- warna-warni kehidupan dan keseimbangan jasmani-rohani
- Tempe/tahu -- kerendahan hati dan kesederhanaan
- Ikan teri atau lele -- hidup di dasar namun tetap bersih: simbol kerendahan hati
Jenis-jenis Tumpeng Tradisional
Tumpeng Robyong - Tumpeng ini biasa disajikan pada upacara siraman dalam pernikahan adat Jawa. Tumpeng ini diletakkan di dalam bakul dengan berbagai macam sayuran. Di bagian puncak tumpeng ini diletakkan telur ayam, terasi, bawang merah dan cabai.
Tumpeng Nujuh Bulan - Tumpeng ini digunakan pada syukuran kehamilan tujuh bulan. Tumpeng ini terbuat dari nasi putih. Selain satu kerucut besar di tengah, tumpeng ini dikelilingi enam buah tumpeng kecil lainnya. Biasa disajikan di atas tampah yang dialasi daun pisang.
Tumpeng Pungkur - digunakan pada saat kematian seorang wanita atau pria yang masih lajang. Dibuat dari nasi putih yang disajikan dengan lauk-pauk sayuran. Tumpeng ini kemudian dipotong vertikal dan diletakkan saling membelakangi.
Tumpeng Putih - warna putih pada nasi putih menggambarkan kesucian dalam adat Jawa. Digunakkan untuk acara sakral.