Pada acara Tahlilan (7, 40, 100, 1000 hari kematian), tumpeng putih digunakan untuk mendoakan arwah dan sebagai simbol kesucian.
Acara Warga
Pada acara syukuran rumah baru, tumpeng disajikan sebagai ungkapan syukur atas rejeki dan harapan rumah membawa berkah.
Pada acara peresmian usaha, kantor, toko, tumpeng kuning hadir sebagai simbol harapan usaha lancar dan berkembang.
Pada acara 17 Agustus/Hari Ulang Tahun Indonesia, tumpeng disajikan sebagai simbol persatuan dan kemerdekaan dan biasanya dilombakan antar RT/RW.
Pada acara Sedekah Bumi/Bersih Desa, tumpeng dibawa ke tempat ibadah atau balai desa sebagai tanda syukur atas hasil bumi.
Makna Utama Kehadiran Tumpeng
Makna utama kehadiran tumpeng pada berbagai acara tersebut di atas adalah untuk
- Syukur kepada Tuhan
- Permohonan restu atau perlindungan
- Pemberian berkah kepada orang yang dihormati
- Simbol puncak kehidupan dan harapan masa depan
Asal-usul Tumpeng
Tumpeng berasal dari pulau Jawa, terutama dari budaya kerajaan Hindu-Buddha seperti Mataram Kuno. Kata "Tumpeng" diyakini berasal dari singkatan Jawa:
"Tumindak lempeng" --- yang berarti "berlaku lurus" atau hidup yang terarah menuju Tuhan.