Mohon tunggu...
Prahasto Wahju Pamungkas
Prahasto Wahju Pamungkas Mohon Tunggu... Advokat, Akademisi, Penerjemah Tersumpah Multi Bahasa (Belanda, Inggris, Perancis dan Indonesia)

Seorang Advokat dan Penerjemah Tersumpah Multi Bahasa dengan pengalaman kerja sejak tahun 1995, yang juga pernah menjadi Dosen Tidak Tetap pada (i) Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan, (ii) Magister Hukum Universitas Pelita Harapan dan (iii) Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Indonesia, yang gemar travelling, membaca, bersepeda, musik klasik, sejarah, geopolitik, sastra, koleksi perangko dan mata uang, serta memasak. https://pwpamungkas.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Betulkah Bahaya Perang Nuklir Semakin Dekat?

6 Mei 2025   22:15 Diperbarui: 6 Mei 2025   22:15 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rudal jarak pendek dan menengah, seperti SS-4 dan SS-5, perlu ditempatkan lebih dekat ke Eropa Barat. Belarus dan Ukraina bagian barat menyediakan zona peluncuran yang ideal selama tahun 1950-an hingga 1960-an.

Alasan Keempat: Penyebaran untuk Kelangsungan Hidup

Dengan mendistribusikan aset nuklir di seluruh wilayah Soviet yang luas (termasuk Belarus, Kazakhstan, dan Ukraina), Uni Soviet mengurangi risiko serangan sekali tebas yang akan memusnahkan seluruh persenjataannya.

Desentralisasi meningkatkan kelangsungan hidup persenjataan nuklir tersebut dan mempersulit penargetan yang dilakukan oleh Barat.

Alasan Kelima: Kontrol Politik (Selama Uni Soviet Bersatu)

Karena ketiga republik tersebut merupakan bagian dari Uni Soviet yang diperintah secara terpusat, saat itu tidak ada kekhawatiran tentang kendali senjata nuklir yang bisa jatuh ke tangan "asing".

Kesulitan Upaya Pelucutan Senjata Pasca-Uni Soviet

Akan tetapi, penyebaran senjata nuklir Uni Soviet ini ternyata juga mempersulit upaya pelucutan senjata pasca-Uni Soviet.

Setelah Uni Soviet runtuh pada tahun 1991, keberadaan senjata nuklir di Belarus, Kazakhstan, dan Ukraina menciptakan dilema keamanan internasional yang belum pernah terjadi sebelumnya dan amat sangat mendesak. Bagaimana pengerahan senjata nuklir yang lama mempersulit pelucutan senjata pasca-Soviet akan diuraikan sebagai berikut.

Ketidakpastian Hukum dan Politik

Negara-negara yang baru merdeka mewarisi senjata nuklir era Soviet, akan tetapi kepemilikannya tidak jelas, karena ketiganya mengklaim senjata tersebut adalah milik Rusia/Soviet.

Russia bersikeras bahwa negaranya adalah satu-satunya penerus sah persenjataan nuklir Uni Soviet dan menuntut kendali penuh atas senjata-senjata nuklir tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun