Penempatan persenjataan nuklir Soviet di Belarus, Kazakhstan, dan Ukraina selama Perang Dingin didorong oleh kombinasi strategi militer, geografi, dan efisiensi logistik. Dan alasan utama penempatan senjata nuklir di negara-negara tersebut adalah sebagai berikut:
Alasan Pertama: Posisi Geografis Strategis
Kedekatan dengan target NATO:
Belarus berbatasan langsung dengan Polandia dan lebih dekat ke Eropa Barat. Hal ini membuatnya ideal untuk penempatan sistem senjata nuklir jarak pendek dan menengah yang menargetkan pasukan NATO.
Ukraina yang juga berbatasan langsung dengan Polandia, selain berbatasan juga dengan Cekoslovakia, Hongaria dan Romania, menawarkan potensi peluncuran cepat ke Eropa Tengah dan memiliki akses ke platform angkatan laut darat dan Laut Hitam.
Kazakhstan, meskipun tidak berbatasan langsung dengan wilayah NATO, tetapi sangat penting untuk melindungi target serangan Amerika Serikat melalui ICBM yang diluncurkan dari Kutub Utara.
Posisi terpusat di dalam Uni Soviet:
Menyebarkan aset nuklir membuat aset nuklir tersebut tidak terlalu rentan terhadap serangan pertama yang mengejutkan dari NATO. Hal ini juga memungkinkan redundancy dan kemampuan serangan kedua di berbagai wilayah.
Alasan Kedua: Infrastruktur dan Kapasitas Industri
Ukraina dan Kazakhstan memiliki kompleks industri militer yang maju. Ukraina memproduksi pesawat pengebom strategis dan komponen ICBM (misalnya, fasilitas Pivdenmash di Dnipro), sedangkan Kazakhstan memiliki lokasi uji coba (misalnya, Semipalatinsk) dan lapangan penyebaran rudal.
Pangkalan militer, lapangan udara, dan jaringan transportasi yang ada di republik-republik ini mendukung penyebaran skala besar dan respons cepat.
Alasan Ketiga: Keterbatasan Jangkauan Rudal (terutama di awal Perang Dingin)