Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Wanita yang Dicumbu Hujan

9 Februari 2020   20:22 Diperbarui: 9 Februari 2020   20:19 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar dari pexels.com

Wanita itu menggigit bibir yang nyaris beku karena malam sedang bercumbu dengan hujan di atas kepalanya.

Mestinya purnama bersinar cerah
mestinya semesta menulis sejarah  
di atas kertas putih dengan pena merah.

Tapi setelah ratusan panggilan tak terjawab
dan gaun pengantin yang luruh dalam senyap
dia menyadari sebagian jiwanya pergi menguap.

Mungkin akan kembali menjadi hujan
atau tidak sama sekali.

Wanita itu membiarkan tubuhnya nyaris beku dicumbu malam dan hujan, mencari kedamaian di antara puing-puing hati yang remuk redam.

Mungkin dia akan menemukannya
atau tidak sama sekali.

--- 

kota daeng, 9 Februari 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun