Mohon tunggu...
Yudha Adi Putra
Yudha Adi Putra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Tidak Pernah Mati

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perdamaian dan Ujaran Kebencian di Media Sosial

3 November 2022   22:25 Diperbarui: 3 November 2022   22:41 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dalam rangka menjadikan perdamaian menarik, perlu ada daya ubah dalam kehidupan masyarakat. Maksudnya, perdamaian sebagai upaya untuk menjaga harmoni dilakukan dalam berbagai kondisi. Harmoni akan terjadi dengan melakukan perubahan, tidak hanya menuju perdamaian tapi memunculkan inovasi dalam rangka hidup lebih baik lagi. 

Demikian akan muncul kerja sama supaya perdamaian dapat terjadi ketika banyak ujaran kebencian muncul. Ujaran kebencian dapat direspon dengan perdamaian ketika masing-masing mau jujur terhadap kepentingannya. Bukan hanya memunculkan apa yang menjadi tuntutan. 

Dalam tuntutan itu ada kepentingan bahkan ketakutan yang sering tidak jujur. Ketidakjujuran itu akan berdampak dalam menerapkan perdamaian. Keadaan dalam menerapkan perdamaian saat ini berbeda. 

Bentuknya berkaitan dengan berkembangnya era digital dimana kebebasan ada. Situasi ini akan sulit untuk menerapkan perdamaian ketika tidak ada pendidikan akan apa itu perdamian beserta bentuknya dalam konteks baru.

Masa depan perdamaian turut dipengaruhi oleh bentuk relasi yang terjadi di masa kini. Prediksi mengenai relasi perdamaian dapat dilakukan dengan memperhatikan sejauh mana ujaran kebencian membawa tuntutannya.

 Lalu, dalam ranah itu dianalisis kepentingan seperti apa yang menjadi latar belakangnya. Ketika kepentingan sudah diketahui, munculkan upaya untuk memberikan alternatif relasi dan komunikasi dalam rangka menempatkan perdamaian sebagai prioritas penting. 

Penerapan perdamaian memang dalam konteks yang berbeda, tekanan mengenai kepentingan dan ujaran kebencian sangat dominan. Penyebannya perlu diketahui, terutama adanya kemajuan teknologi informasi hingga persoalan keterbatasan sumber daya namun yang membutuhkan banyak. Dalam krisis seperti itu, konteks perdamaian terus diupayakan.

Media Sosial dan Pembawa Damai

Konteks penting untuk mengimplementasikan perdamaian adalah media sosial. Dalam relasi di media sosial, ada banyak kepentingan dan tuntutan dimunculkan yang terimplementasi pada ujaran kebencian. Tuntutan perubahan itu semakin nyata ketika diperhadapkan dengan kebebasan dalam berpendapat. 

Perdamaian akan terjadi ketika ada alternatif bersama. Jadi, dalam relasi konflik atau munculnya narasi kebencian itu diolah sedemikan rupa hingga memunculkan alternatif. Penyebab utama dalam krisis harus dicari, bukan hanya untuk mendapatkan akar permasalahannya. Tetapi, untuk mengetahui sejauh mana perdamaian dapat memberikan respon serta jawaban. 

Untuk melakukan perdamaian memerlukan kejujuran. Jadi, perdamaian tidak hanya menjadi bentuk narasi saja beserta berbagai konsep yang mendukungnya. Tetapi, perdamaian menjadi aksi sekaligus refleksi atas kepentingan bersama. Hubungan yang dialogis antara aksi dan refleksi merupakan respon atas realita yang terjadi, misalnya adanya ujaran kebencian di media sosial. Sehingga, ketika ada persoalan berkaitan dengan perdamaian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun