Mohon tunggu...
Yudha Adi Putra
Yudha Adi Putra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Tidak Pernah Mati

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perdamaian dan Ujaran Kebencian di Media Sosial

3 November 2022   22:25 Diperbarui: 3 November 2022   22:41 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Membawa Konten Ujaran Kebencian Menuju Perdamaian

Dalam relasi dan interaksi di media sosial, kekerasan juga dapat terjadi. Konten ujaran kebencian itu juga identik dengan kekerasan. Leo Lefebure (2003), menuliskan bahwa kekerasan merupakan usaha individu atau kelompok untuk memaksa kehendaknya terhadap orang lain melalui cara-cara non verbal, verbal, atau fisik yang menimbulkan luka psikologis atau fisik. Pemaksaan kehendak dalam ujaran kebencian mudah sekali ditemui. 

Belum lagi ketika terdapat narasi kebencian tanpa sebab. Ada kepentingan tertentu yang muncul dalam konten bernada ujaran kebencian. Itu bisa menjadi kekerasan ketika dibaca dan berimplikasi pada luka psikologis seseorang. 

Misalnya, ketika terdapat perkelahian dan menimbulkan tindakan kekerasan. Tindak lanjutnya berupa ujaran kebencian di konten media sosial. Media sosial menjadi rawan terjadi ujaran kebencian karena ada kebebasan berpendapat. 

Padahal, dalam potensin kebebasan itu ada ruang untuk perdamaian dihidupi. Ketika ada ujaran kebencian yang dibiarkan, itu juga menjadi bentuk kekerasan. Dalam responnya, perdamaian perlu diupayakan.

Budaya memunculkan konten bernarasi negatif perlu diubah ke narasi perdamaian. Kebiasaan atau gaya hidup dengan kebebasan identik dengan kekerasan, itu menjadi persoalan ketika tidak memperhatikan kepentingan perdamaian. Gaya hidup perdamaian dalam artian ada ruang tersendiri bagi aktualisasi diri namun tidak membawa dampak merugikan bagi orang lain. 

Sejalan dengan hal itu, kemunculan konten pembawa damai sangat diharapkan. Perdamaian dapat dilihat sebuah upaya perayaan kebersamaan, dalam kebersamaan itu memang ada kepentingan pribadi. Bukan untuk menunjukkan kepentingannya, melainkan menjadi jalan untuk bekerja sama dalam setiap kepentingan yang diupayakan. 

Berdasarkan kemunculan konten ujaran kebencian, bila dipengaruhi oleh perdamaian sedemikian rupa mak akan ada realisasi damai dalam interaksi di media sosial. 

Media sosial menjadi tempat dan sarana untuk perdamaian disemai sesuai dengan kepentingan yang beragam. Dalam hal ini, pemaksaan kehendak perlu dihindari sembari terus merayakan perdamaian.

Perdamaian untuk Kebaikan Bersama

Perdamaian menjadi perlu dilakukan dalam merespon banyaknya ujaran kebencian. Perdamaian akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik lagi. Karena dalam perdamaian ada kepentingan yang diolah untuk harmoni. Perbuatan fundamental dapat dijumpai dalam implementasi perdamaian. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun