Mohon tunggu...
Paris Ohoiwirin
Paris Ohoiwirin Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menyelesaikan pendidikan terakhir di sekolah tinggi Filsafat Seminari Pineleng, Sulawesi Utara. Gemar membaca dan menulis tema-tema sastra, sejarah dan filosofis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

"Sang Pencuri Hujan"

19 Januari 2023   14:03 Diperbarui: 19 Januari 2023   14:09 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu dewa dalam mitologi Yunani (Sumber: pixabay)

"Kau...!" Perkataan sang kaisar tertahan sejenak sambil memicingkan matanya,"kau dewi kesuburan?"

"Kau masih mengenalku? Sebentar lagi kau harus menyerahkan dari takhta itu padaku."

"Tapi bagaimana mungkin kau bisa sekuat ini?"

"Kau masih juga sempat bertanya di ambang kejatuhanmu ini tua bangka tak berguna!!" Dewi kesuburan mengeluarkan sesuatu dari dalam jubahnya. Segera sinar berwana ungu tua menyeruak melingkupi istana langit.

"Ja...jadi kau adalah pencuri air mata abadi? Kurang ajar!!!" Dengan sisa kekuasaan yang tersisa, sang kaisar mencabut pedang perak megasamsara miliknya, pedang yang biasanya digunakan untuk melumpuhkan dan mengurung makhluk khayangan yang memberontak.

Desingan peperangan tak terelakkan. Jual beli serangan terjadi di antara keduanya. Sang dewi mampu mengelak dari setiap tebasan pedang sang kaisar, namun sang kaisar tak mau kalah. Ia mencari celah untuk menancapkan pedangnya dan... "clebb!" Pedang itu akhirnya menembusi jantung sang dewi. Sang dewi berdiri mematung, namun kaisar tetap waspada.

Sesaat kemudian sebuah senyuman terbit di wajah sang dewi. Tangannya mulai terulur menggenggam pedang yang tertancap.

"Crottttt..." Pedang itu kembali dicabutnya perlahan dan dibuangnya dengan santai. Luka yang menganga di dadanya kembali menutup dengan sempurna. Kekuatannya langsung pulih begitu saja. Sang dewi tertawa berderai-derai sedangkan sang kaisar mulai bergetar ketakutan.

"Hanya itu kekuatanmu? Aku harus katakan satu hal. Setiap dewa atau dewi yang kau usir akan mendapatkan kekuatan bukan dari pemujaan manusia tetapi dari kutukan dan kemarahan mereka terhadap dewa-dewi yang selama ini mereka puja. Ketika kau mengusirku, kau telah menciptakan nerakamu sendiri!!!"

Sang kaisar bergetar lemah, mundur setapak demi setapak, sementara sang dewi mulai mengancam terus maju.

"Mau lari ke mana baginda yang tak berguna?" Suara berat yang berasal dari arah belakang itu mengejutkan sang kaisar."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun