Mohon tunggu...
Paris Ohoiwirin
Paris Ohoiwirin Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menyelesaikan pendidikan terakhir di sekolah tinggi Filsafat Seminari Pineleng, Sulawesi Utara. Gemar membaca dan menulis tema-tema sastra, sejarah dan filosofis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

"Sang Pencuri Hujan"

19 Januari 2023   14:03 Diperbarui: 19 Januari 2023   14:09 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu dewa dalam mitologi Yunani (Sumber: pixabay)

"Raja baru itu akhirnya menjadi ayah angkat Aryabuana, sementara sang kaisar langit mengampuni Aryabuana sebagai titisan dewi kesuburan, sehingga ia tidak memusnahkan makhluk berdarah campuran itu. Sejak saat itu, Aryabuana bebas masuk keluar khayangan. Ia tak muncul lagi tepat saat air sakti itu hilang."

"Sekarang jelas, bahwa kecurigaan kita mengarah pada satu orang, yakni Aryabuana. Tapi bagaimanapun, ia tidak mungkin menembus penjagaan kencanabirawa bukan?" tukas sang hulubalang ragu.

"Hulubalang kencana, tentu ada banyak pertanyaan, tetapi lebih baik kita cari dulu orang itu ke seluruh buana sebelum kita melepaskan tersangka perbuatan keji ini."

***

Kecurigaaan sang mahapatih menghasilkan perintah agar balatentara khayangan menyisir kerajaan Hutan guna mencari Aryabuana.

Kedatangan para balatentara khayangan yang diselubungi oleh cahaya dan kilat segera membuat masyarakat ketakutan dan takluk. Setelah menyisir wilayah kerajaan tanpa hasil, mereka menyisir istana kerajaan Hutan yang letaknya begitu tersembunyi di tengah lebatnya rimba.

Istana kerajaan Hutan rupanya sudah mengetahui rencana kedatangan balatentara khayangan dan menyiapkan lusinan prajuritnya mengelilingi istana, lengkap dengan sejuta tombak dan perisai besi.

"Menyeralah! Kami atas nama raja langit, ingin agar kalian menyerahkan Aryabuana, putera mahkota kalian!" Sang pewarta balatentara khayangan berteriak menggelegar di depan gerbang utama istana yang dijaga ketat itu.

"Tidak! Putera mahkota tak pernah berbuat apapun melawan kaisar langit!" balas pewarta kerajaan dari atas dinding tembok istana tak kalah nyaring.

"Kalian berani melawan utusan langit! Ayo serbu!!!" seru sang kepala pasukan khayangan menggelegar bagai guruh.

Kekuatan tentara langit yang dahsyat, dengan pedang kilat mereka tidak mampu dilawan oleh prajurit kerajaan Hutan yang hanya bersenjatakan pedang dan perisai besi. Bagaimanapun, mereka sempat berhasil pula memukul mundur beberapa prajurit khayangan dengan pedang perak. Namun apapun usaha yang mereka lakukan tetap tidak mampu membendung gerak maju pasukan khayangan. Mereka merangsek mamasuki istana sampai pada takhta, di mana sang raja berlutut gemetar sambil memeluk Aryabuana yang masih berusia delapan tahun itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun