Salah satu ketrampilan yang harus diajarkan sejak dini kepada anak laki-laki adalah memasak, mencuci dan berbagai urusan praktis kerumahtanggaan lainnya. Karena kelak saat mereka telah berumah tangga, harus trampil menjalankan berbagai peran domestik itu.
Saat menjadi suami, jangan membayangkan semua akan dilayani istri. Karena jika istri Anda ternyata belajar fikih dari madzhab Imam Syafi'i, ia akan menganggap memasak, mencuci dan urusan kerumahtanggaan bukan kewajiban istri.
Imam Asy-Syairazi, salah seorang ulama madzhab Syafi'i, dalam kitab Al-Muhadzdzab menyatakan, "Tidak wajib bagi istri membuat roti, memasak, mencuci, dan bentuk khidmat lainnya untuk suaminya. Karena yang ditetapkan dalam pernikahan adalah kewajiban untuk memberi pelayanan seksual (istimta'). Sedangkan pelayanan lainnya tidak termasuk kewajiban".
Demikian pula jika istri Anda belajar fikih dari madzhab Hambali. Ia menganggap memasak dan beragam urusan praktis kerumahtanggan bukan kewajiban istri.
Imam Ahmad bin Hanbal menyatakan, "Seorang istri tidak diwajibkan untuk berkhidmat kepada suaminya, baik berupa mengadoni bahan makanan, membuat roti, memasak, dan yang sejenisnya, termasuk menyapu rumah, menimba air di sumur. Karena aqad hanya menyangkut kewajiban pelayanan seksual".
Untuk itu, ajari dan biasakan anak-anak laki-laki untuk memiliki keterampilan memasak, mencuci baju, membersihkan rumah, dan ketrampilan praktis lainnya. Insyaallah akan sangat bermanfaat untuk kebahagiaan keluarga mereka saat sudah dewasa kelak.
Sebuah studi yang dilakukan University of Minnesota menemukan bahwa memberikan tugas kepada anak berupa aktivitas rumah tangga, menjadi faktor terbaik untuk sukses di masa depan. Dengan memberikan tugas-tugas kerumahtanggaan kepada anak-anak, kita telah menanamkan rasa tanggung jawab, kompetensi, dan harga diri yang di sepanjang kehidupan mereka.
Pekerjaan rumah tangga memberi anak-anak rasa tanggung jawab dan kemandirian, yang mengarah pada kepercayaan diri. Julie Lythcott-Haims, dari Universitas Stanford mengatakan, "Dengan membuat anak-anak melakukan pekerjaan kerumahtanggaan, seperti membuang sampah, mencuci pakaian sendiri --- membuat mereka menyadari bahwa harus melakukan aktivitas tersebut untuk menjadi bagian dari kehidupan."
"Aktivitas praktis mengajarkan nilai-nilai seumur hidup dan memperkuat harga diri yang positif pada anak-anak," ungkap Tracy Garcia, seorang konselor keluarga. Menurutnya, "Anak-anak yang mengerjakan tugas akan menjadi orang dewasa yang lebih sukses di kemudian hari."