Sangat banyak berita di media mainstream maupun media sosial tentang maraknya perselingkuhan yang membuat aroma ketakutan menikah semakin mengemuka.
Setelah menikah, pasangan suami istri harus menetapkan standar kehidupannya sendiri.
Allah tidak membuat kondisi manusia menjadi buruk, namun manusia yang membuat dirinya buruk.
Istri boleh meminta atau menggugat cerai, apabila terdapat alasan yang dibenarkan.
Ajaran Islam menuntunkan agar mengutamakan islah atau perbaikan hubungan. Cerai adalah jalan keluar terakhir.
Untuk masuk surga, bukan dengan cara membiarkan dihajar dan disiksa oleh suami. Ada sangat banyak pilihan ketaatan yang berbuah surga.
Masa bulan madu pasti berlalu, jangan pernah sia-siakan masa yang sangat pendek dan tak terulang ini.
Pernikahan bukanlah penjara yang menyiksa. Nikah bukanlah maut.
Pada pengantin baru, yang lebih dominan adalah mawaddah. Sedangkan pengantin lama, yang lebih dominan adalah rahmah.
Menjaga keintiman berarti bersedia menjaga proses kebersamaan.
Suami dan istri harus selalu berusaha menggapai makna libas –pakaian yang melekat dengan nyaman.
Nabi saw telah mencontohkan praktik intentional sharing yang mengesankan dengan pasangan.
Kebosanan yang Anda rasakan sekarang, bisa berdampak terhadap turunnya kepuasan pernikahan 9 tahun yang akan datang
Jika ada ketidaknyamanan, bicarakan baik-baik dengan pasangan. Apa sulitnya bicara?
Jangan mengeluh atas kebosanan yang Anda rasakan dalam pernikahan.
Jangan biarkan pernikahan Anda begitu-begitu saja. Jadikan setiap hari menjadi luar biasa.
Salah satu benefit yang bisa didapatkan dengan mengikuti bimbingan dan konseling adalah perubahan cara pandang dan perilaku menjadi lebih positif.
Jika kondisi pasangan belum sesuai harapan, Anda tetap bisa membangun respect terhadap usaha yang telah dilakukan.
Ekspresikan cinta dan kasih sayang Anda sesuai dengan harapan pasangan. Niscaya pernikahan Anda akan harmonis dan bahagia.
Suami dan istri terus berkembang dan berproses menuju kebaikan, sampai menemukan versi terbaik diri mereka sendiri.