Di Jakarta, membaca tak lagi sekadar aktivitas sunyi. Ia telah menjelma menjadi pengalaman multisensori, di mana aroma kopi, desain interior, dan kurasi buku berpadu menjadi ruang pemulihan.Â
Bookstore Cafe bukan hanya tempat ngopi pintar, tapi titik temu antara refleksi dan aksi. Di tengah krisis makna dan kecepatan digital, ruang-ruang ini menawarkan jeda yang bermakna.
Jika artikel sebelumnya menyoroti ruang kontemplatif dan spiritual, maka edisi kali ini mengangkat Bookstore Cafe yang menjadi pusat kegiatan komunitas dan estetika urban.Â
Tempat-tempat ini bukan hanya menyajikan buku dan kopi, tapi juga menghadirkan desain yang menyentuh, suasana yang mengundang, dan semangat literasi yang hidup.
1. Tujuhhari Coffee - Grand Wijaya Center
Dirancang oleh Studio Kota Architecture, Tujuhhari menghadirkan ruang estetik yang menggabungkan minimalisme tropis dan nuansa literasi visual. Kopi rempahnya khas, dan rak bukunya menyimpan koleksi desain, seni, dan filsafat ringan. Tempat ini sering menjadi titik temu komunitas kreatif dan pembaca muda. Â
Lokasi: Jl. Wijaya II, Grand Wijaya Center B 8-9, Pulo, Kebayoran Baru Â
"Di Tujuhhari, membaca adalah bagian dari desain hidup. Estetika bukan pelarian, tapi cara merawat makna."
2. iLegal Library - Senopati
Book caf yang unik, menyimpan koleksi hukum, filsafat, dan ilmu sosial. Interiornya tenang, dengan pencahayaan lembut dan rak buku yang mengundang eksplorasi. Cocok untuk mentoring, studi reflektif, atau diskusi komunitas. Â
Lokasi: Jl. Cikatomas II No.1A, Rawa Barat, Kebayoran Baru Â