Tiga madzhab besar berada dalam pilihan pendapat pertama ini. Bisa dikatakan sebagai pendapat jumhur atau mayoritas. Ini pula yang dipraktikkan di Masjid Haram Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah saat ini.
Lajnah Ad-Da`imah li Al-Buhuts Al-Ilmiyyah wa Al-Ifta` menyatakan, jumlah raka'at shalat tarawih yang terang dalilnya adalah sebelas raka'at, dan diriwayat lain disebutkan tigabelas raka'at, namun jika mau menambah tidak ada masalah.
Pilihan Pendapat Kedua
Pilihan pendapat kedua menyatakan jumlah raka'at tarawih adalah delapan ditambah tiga raka'at witir. Pendapat di antaranya dinyatakan oleh Syaikh Nashiruddin Al-Albani, Syaikh Muhammad bin Muhammad al-Mukhtar asy-Syinqithi, dan ulama mutaakhirin lainnya.
Syaikh Nashirudin Al-Albani menyatakan, "Adapun bilangan raka'at shalat tarawih, sesungguhnya syara' tidak membatasi dengan batasan tertentu yang harus ditetapi, namun yang lebih utama adalah mengerjakan delapan raka'at diteruskan dengan tiga raka'at witir, karena jumlah bilangan raka'at ini yang diriwayatkan dari Nabi dan sekaligus perbuatan beliau".
Pilihan Pendapat Ketiga
Pilihan pendapat ketiga menyatkan, jumlah raka'at shalat tarawih adalah 36 (tigapuluh enam) ditambah tiga raka'at shalatwitir. Ini adalah pendapat Imam Malik. Pendapat ini tidak populer bagi masyarakat Indonesia. Jika ada masjid yang melaksanakan tarawih tigapuluh sembilan raka'at, mungkin akan dicap sebagai aliran sesat.
Imam Malik menyatakan, "Pendapat yang kami pegangi, mengerjakan shalat tarawih dan witir adalah 39 (tigapuluh sembilan) raka'at, sedang di Makah 23 (duapuluhtiga) raka'at, semua itu tidak ada kesempitan untuk dikerjakan" (Nail Al-Authar : 4/332).
Pilihan Pendapat Keempat
Pilihan pendapat keempat menyatakan, jumlah raka'at tarawih tidak ditentukan dan tidak dibatasi secara pasti dan ketat. Tarawih boleh dilakukan sebelas raka'at, duapuluh satu, duapuluh tiga, tigapuluh sembilan, empatpuluh satu dan seterusnya.
Ulama yang memilih pendapat ini di antaranya adalah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Sedangkan ulama mutaakhirin di antaranya adalah Syaikh Ibnu Utsaimin, Syaikh Ibnu Baz, dan lain-lain.