Sembari menunggu sajian martabak isi kelapa siap, Rudi iseng berkirim SMS kepada Ayu, mantannya. Enam bulan belakangan ini, Ayu telah berpacaran dengan Elang yang juga adalah sahabatnya sewaktu SMA.
"Met malam, Ayu. Kamu sedang apa sekarang? Lagi sama Elang, ya?" Rudi mengetik pesan singkat dengan hati-hati.
Selang beberapa menit, Ayu pun membalas pesan kiriman Rudi, "Malam, Bang Rudi. Aku baru saja ingin putus, Bang. Kami kayaknya enggak jodoh. Hemm."
Oh, ya! Rudi senang bukan kepalang. Dalam seminggu ini, hanya Ayu seorang yang mau membalas SMS-nya. Terlepas dari fakta bahwa Ayu adalah sang mantan, lagi-lagi tak mengapa. Pria jomlo ini tak perlu malu lagi. Mulai dari malam Minggu ini.
"Ini, Dik. Martabaknya. Mau makan di sini saja, ya? Uhuk...huk." ucap Mbah Krisna sambil menyodorkan sekotak kecil martabak isi kelapa.
"Iya, Mbah. Mumpung lagi hangat. Nanti kalo aku bawa pulang, martabaknya keburu dingin dihembus oleh kesepian."
Rudi pun segera melahap martabak seharga sepuluh ribu itu. Irama batuk sang Mbah tidak ia perdulikan lagi. Usus Rudi sudah rindu.
"Dik, kamu jomlo, kan? Mau enggak kalo Mbah kasih solusi untuk jodohmu. Cara ini manjur, loh. Dalam sehari, kamu bisa dapat pacar yang kamu inginkan," ucap Mbah Krisna sambil duduk mendekati Rudi.
"Wah, beneran, Mbah? Mau, dong!" jawab Rudi cepat.
"Nah, begini, Dik. Biar cepat dapat pacar sekaligus jodoh, Kamu harus mencari tali pocong seorang pemuda yang meninggal dalam keadaan jomlo. Setelah dapat, tali pocong tersebut harus kamu ikatkan di pohon rambutan tua dekat warnet."
"Lha, jadi aku harus menggali kubur jomlo, Mbah? Memangnya cara ini jitu?"