Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2024 - I am proud to be an educator

Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2024. Guru dan Penulis Buku, menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ketika Dingin di Pelosok Negeri

16 Juli 2025   06:51 Diperbarui: 16 Juli 2025   14:03 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di pelosok desa, kala kabut tebal memayungi
Udara berdesir, membawa gigil
Bukan sekadar semilir, tapi menusuk kulit
Memeluk erat, hingga ke tulang.

Pepohonan pinus berdiri kaku
Embun membeku di setiap ranting
Bunyi mesin motor menderu
Terasa hangatkan raga, walau sesaat.

Ketika insan meringkuk di balik selimut tipis
Mimpi hangat, melawan dingin
Adakah para ibu sibuk di tungku api
Menyiapkan kopi, mengusir sepi.

Sesekali mentari berpendar, jauh di atas sana
Saksi bisu sunyi yang membeku
Suara penghuni hutan pun enggan berbunyi
Terpaku dalam hening, di pelukan dingin.

Namun di balik tirai kabut pagi
Ada harapan yang selalu menemani
Menanti mentari menghangatkan pelosok negeri
Mengusir dingin, di pelosok hati.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun