Banyak orang kaget kalau ada anak perempuan dengan mesin kecerdasan STIFIn Thinking (T) yang hobi banget dandan.
Lho, bukannya tipe Thinking itu logis, serius, dan biasanya lebih fokus ke prestasi akademis? Kok malah heboh make-up?
Nah, ternyata ada penjelasannya. Yuk kita bahas santai bareng data dan logika Thinking.
Kenapa Thinking Bisa Dandan Berlebihan?
-
Eksperimen & rasa ingin tahu
Thinking punya otak analitis, suka uji coba.
Dandan bisa jadi "lab eksperimen" buat mereka. Dari foundation, eyeliner, sampai contour, semua dicoba kayak lagi praktikum. Perfeksionis
Thinking suka banget sama hasil yang rapi, presisi, sesuai standar.
Jadi wajar kalau make-up mereka sering detail banget, kadang malah jadi "too much".Lingkungan & peer pressure
Menurut riset Common Sense Media (2018), 78% remaja perempuan merasa tertekan untuk tampil sempurna di media sosial.
Jadi meskipun otaknya Thinking, tetap aja mereka bisa keikut tren demi diterima teman sebaya.Kurangnya kanal aktualisasi
Kalau energi Thinking nggak tersalurkan ke hal-hal logis (misalnya proyek, lomba, problem solving), bisa dialihkan ke make-up sebagai bentuk "proyek personal".
Fakta Make-up & Remaja
Survei Mintel (2021): 63% remaja perempuan usia 13--17 tahun di dunia barat sudah menggunakan produk kosmetik secara rutin.
Di Indonesia, riset Jakpat (2022) menunjukkan hampir 70% Gen Z perempuan pernah membeli produk make-up karena pengaruh TikTok atau Instagram.
Jadi, bukan aneh kalau remaja Thinking juga ikutan, hanya saja mereka punya alasan lebih "logis": pengen coba, pengen sempurna, atau sekadar penasaran.
Cara Bijak Menyikapi
Kalau kamu orang tua, guru, atau bahkan temen sekelas Thinking yang dandan berlebihan, coba deh pakai bahasa logika mereka:
Kasih data medis "Kebanyakan make-up bisa bikin kulit cepat rusak, lho. Ada penelitian dari American Academy of Dermatology yang nunjukin remaja ber-make-up tebal lebih rentan jerawat 30%."
Tekankan fungsi "Make-up itu kayak alat. Ada make-up untuk sekolah, ada untuk pesta. Kalau salah tempat, malah bikin nggak efektif."
Ajak evaluasi "Kalau kamu habisin 45 menit buat make-up tiap pagi, coba bandingkan dengan waktu yang bisa dipakai buat ngerjain target akademis."
Thinking biasanya langsung ngeh kalau dikasih fakta konkret + perbandingan efisiensi.
Jadi, Thinking dandan berlebihan itu bukan kontradiksi, tapi bagian dari fase eksplorasi remaja.
Bedanya, mereka mendekati make-up dengan logika: uji coba, cari hasil terbaik, dan pengen tampil sesuai standar.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI