Berkurangnya Indikator partikel organik dan anorganik yang terlarut dalam sampel merupakan reaksi dari berubahnya warna setelah filtrasi. Adanya arang, pasir dan zeloit yang terdapat pada alat filtrasi menyebabkan berkurangnya atau tertahannya partikel-partikel yang terdapat pada sampel limbah cair ketika proses filtrasi. Selain itu, arang yang memiliki karbon berstruktur amorf dan bersifat basa dapat mengabsorb zat-zat pewarna dan ion-ion logam. Pasir dapat menahan ampas-ampas yang tersisa pada sampel limbah cair tahu, agar ampas tidak menyatu dengan air ketika proses filtrasi. Demikian juga batu zeloit dapat menyerap zat warna dan ion-ion tertentu yang dapat menetralkan asam (Komala, 2015).
Â
c.Bau
Indra penciuman seperti anyir, busuk, sedap, dan harum merupakan suatu bau yang dapat dirasa oleh indra penciuman. Data hasil penelitian mengenai bau limbah cair tahu disajikan dalam Tabel 3.1
ATahu
  SebelumSesudah
Bau-Aroma cukaMenyengat (aroma
kedelai, cuka)
Proses pemecahan protein dengan kandungan sulfur atau sulfat tinggi oleh mikroba alam merupakan munculnya bau busuk pada air limbah cair buangan industri tahu. Berkurangnya bau pada limbah cair tahu disebabkan oleh proses filtrasi yang diprevasi dengan arang, pasir, dan batu zeloit. Bau limbah cair tahu sebelum difiltrasi memiliki bau aroma cuka dan setelah dilakukan filtrasi penyaringan juga masih memiliki bau akan tetapi baunya tidak setajam bau limbah cair tahu sebelum difiltrasi. lipoksidase merupakan molekul-molekul organik yang tidak bisa disaring secara efektif oleh saringan pasir dengan arang dan zeloit, penyebab inilah dapat menimbulkan adanya bau (Ratnani, 2011).
Zat-zat organik yang telah terurai dalam limbah menyebabkan sifat bau pada limbah yang dengan terurainya gas-gas seperti sulfida amoniak, nitrogen, sulfur dan fospor yang berasal dari pembusukan protein yang terdapat pada limbah. Bau yang keluar dari dalam air limbah cair tahu berasal dari hasil degradasi bahan buangan oleh mikroba dalam air. Mikroba dalam air dapat mengubah bahan organik, dengan gugus utama protein.
Berkurangnya jumlah partikel organik dalam limbah cair setelah filtrasi menyebabkan berkurangnya bau pada limbah cair tahu. Mikroorganisme akan mendekomposisi senyawa organik tersebut dan menghasilkan gan dan senyawa buangan. Dengan demikian berkurangnya tekanan gas dan bau, merupakan sebagai indikator berkurangnya partikel organik pada sampel hasil saringan (Ratnani, 2011).