Mohon tunggu...
ixxmae
ixxmae Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa D4 TLM

Hallo aku ima, aku seorang mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi yang ada di Sidoarjo. Hobiku sebenarnya memasak teman-teman dan aku juga suka sih menulis dan aku sangat suka ke pantai. Cukup gini aja dulu besok aku tambahin lagi deskripsi nya biar menarik 🤗

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengelolaan Air Limbah Industri Tahu Desa Lebo dengan Metode Teknologi Filtrasi Sederhana

28 Maret 2024   15:51 Diperbarui: 28 Maret 2024   15:55 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

PENDAHULUAN

Lingkungan merupakan salah satu jumlah dari semua benda hidup maupun mati, serta seluruh kondisi yang ada di dalam suatu ruang yang ditempati. Ada 2 (dua) macam lingkungan secara garis besar yaitu lingkungan fisik (abiotik) dan lingkungan biotik. Lingkungan fisik (abiotik) yaitu segala benda mati dan kadaan fisik yang ada disekitar individu-individu contohnya : batu-batuan, mineral, air, udara, unsur-unsur iklim, cuaca, suhu, kelembaban, angin, faktor gaya berat dan lain- lain. Lingkungan biotik merupakan segala makhluk hidup yang ada di sekitar individu baik tumbuh tumbuhan,hewan dan manusi. Jadi unsur biotik in berintraksi antar biotik dan juga dengan lingkungan fisik (abiotik) (Azhari, 2016).

Bahan utama yang digunakan dalam pebuatan tahu dan tempe adalah kacang kedelai yang merupakan sumber makana yang dapat diperoleh dengan harga murah serta mengandung protein tinggi. Proses pengolahan tahu dan tempe selalu menghasilkan limbah bak padat maupun limbah cair. Limbah merupakan bahan yang berlebihan yang tidak memiliki nilai ekonomi. Limbah padat yang dihasilkan dalam proes produksi tahu dan tempe berupa daun pisang atau plastik, sedangkan limbah cair yang dihasilkan berupa padatan tersuspensi dan bahan organik terlarut yang banyak mengandung protein dan asam amino yang dapat menganggu lingkungan khususnya kualitas fisik air di lingkungan pemungkiman masyarakat (Azhari, 2016).

Tahu sendiri merupakan salah satu makanan khas indonesia yang telah banyak dikonsumsi oleh masyrakat. Tahu sendiri mengandung asam amino paling lengkap yang memiliki daya cerna tinggi. Harga tahu yang relatif lebih murah menjadikan masyarakat cenderung memilih tahu sebagai santapan sehari-hari. Hal ini menyebabkan industri tahu mudah berkembang pesat dan berkembang di berbagai wilayah dengan menggunakan metode konvensional. Industri tahu pada setiap proses produksinya akan menghaslkan limbah tahu, yaitu berupa limbah tahu padat dan limbah tahu cair (Qomariyah, 2022).

Limbah tahu cair yang dihasilkan dari industri tahu sebelum dibuang ke lingkungan hendaknya dilakukan pengolahan terlebih dahulu, hal ini bertujuan agar limbah cair tersebut tidak dapat mencemari lingkungan dan kualitas lingkungan yang sehat tetap terjaga. Alternatif pengolahan limbah yang biasanya dilakukan yaitu dengan cara menggunakan saringan yang di prevarasi (proses persiapan sebelum dilakukan proses konsentrasi) dengan menggunakan campuran pasir, arang, zeolit, kapas filter dan kain katun. Campuran atau komposisi media yang digunakan tersebut yang selanjutnya dalam penelitian ini disebut sebagai metode teknologi tepat guna. Kelebihan atau potensi masing-masing dari meterial tersebut yaitu sebagai berikut :

1)Pasir berfungsi untuk material penyaring partikel-partikel yang ada dalam sumber air yang keruh secara fisik dan akan tertahan oleh lapisan pasir.

2)Arang berfungsi untuk proses penjernihan air dan efektif untuk menghilangkan bau dan rasa pada air.

3)Zeloit berfungsi untuk menyaring partikel padat pada air dan bekerja untuk mengatur keasaman air agar menjadi netral (pH 7-8).

4)Kapas filter berfungsi untuk menyaring kotoran dan sisa ampas limbah air tahu.

5)Kain katun berfugsi untuk membersihkan air dari kotoran dan mikroorganisme yang ada di dalam air keruh (Qomariyah, 2022).

Oleh sebab itu, atas dasar inilah perlu dilakukan penelitian mengenai "Pengelolaan Air Limbah Industri Tahu Desa Lebo Dengan Metode Teknologi Filtrasi Sederhana"

 METODOLOGI

Alat dan bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini ialah alat tulis, bekas botol air mineral, pipet tetes, buret, erlenmayer, labu iod, corong, batang pengaduk, kaca arloji, gelas ukur, pipet ukur, pipet volume, termometer, beaker glass, spatula, kertas label, botol oksigen dan tabung nessler. Sementara bahan yang digunakan dalam pembuatan alat sederhana ini adalah arang, zeolit, arang, kapas filter air, kain katun serta cairan limbah tahu.

Prosedur penelitian

Berdasarkan dari alat dan bahan penelitian yang akan digunakan, peneliti mekakukan prosedur penelitian sebagai berikut:

1.Di siapkan dua botol air mineral bekas.

2.Botol pertama dipotong setengah dari bagian bawah dan digunakan sebagai wadah serta penyangga untuk botol kedua.

3.Botol kedua dipotong kurang lebih 2 cm dari bawah botol dan dibuang tutup botolnya.

4.Untuk botol kedua, dimasukkan media dengan perbandingan 1:1:1, yaitu penyaringan pertama arang, kedua zeolit, dan pasir.

5.Dilakukan preverasi dengan cara menempelkan kain katun di ujung tempat tutup botol sebagai penyaring untuk menghindari residu pasir atau limbah tahu masuk ke hasil penyaringan limbah tahu.

6.Uji pengujian fisika dan kimia pada sampel yang sudah disaring dan sebelum disaring, termasuk indikator bau, warna, kekeruhan, pH, dan temperatur dengan penjelasan prosedur:

a.Uji pengujian bau pada sampel yang sudah disaring dan sebelum disaring menggunakan indra penciuman dan bantuan peneliti sendiri.

b.Uji warna limbah cair tahu dan tempe menggunakan indra pengelihatan pada semua sampel sitrat.

c.Uji kekeruhanan filtrat dengan menggunakan mata telanjang.

d.Uji temperatur filtrat dengan menggunakan thermometer.

Prosedur pengujian asiditas dan alkalinitas

Asiditas

1.Memasukkan 50 ml sampel atau limbah tahu yang sudah di treatmen kedalam labu erlenmeyer, ditambah 5 tetes indikator MO (Methyl Orange)

2.Di titrasi dengan larutan standar HCl sampai warna kuning menjadi merah orange

Alkalinitas

1.Memasukkan 50 ml sampel atau limbah tahu yang sudah di treatmen kedalam labu erlenmeyer, ditambah 2 tetes indikator PP (Phenopetalein)

2.Di titrasi dengan NaOH sampai terjadi perubahan warna dari jernih menjadi merah uda

Prosedur pengujian kesadahan

1.Memasukkan 50 ml sampel atau limbah tahu yang sudah di treatmen kedalam labu erlenmeyer, ditambah NaOH 3N sampai pH 12-13, ditambahkn indikator murexide

2.Di titrasi dengan Na2EDTA sampai terjadi perubahan warna

Prosedur pengujian zat organik

1.Memasukkan 50 ml sampel atau limbah tahu yang sudah di treatmen kedalam labu erlenmeyer, ditambah 5 ml H2SO4 4N, KMnO4 0,01N hingga warna merah muda

2.Panaskan selama 10 menit sampai warna merah muda hilang, ditambah KMnO4 hingga warna merah muda kembali stabil

3.Tambahkan 15ml KMnO4 0,01N panaskan 10 menit sampai menguap pada suhu70oC --

80oC

4.Tambahkan H2C2O4 0,01N sampai warn merah muda hilang, panaskan kembali

5.Di titrasi dengan KMnO4 0,01N dalam keadaan panas sampai berubah warna menjadi merah muda

Prosedur pengujian penentuan CO2 agresif

1.Memasukkan 50 ml sampel atau limbah tahu yang sudah di treatmen kedalam botol oksigen hingga penuh, di ambil 50ml sampel dengan pipet volume lalu buang

2.Di tambahkan 3 tetes indikator PP 1% (Phenopetalein) pada sisa sampel

3.Tambahkan 2 tetes indikator MO 0,2% (Methyl Orange) titrasi dengan HCl 0,1N hingga terjadi perubahan warna menjadi merang orange konstan

 

Prosedur pengujian penetapan kadar besi (Fe)

1.Pengujian penetapan kadar besi ini dimulai dengan mengambil sampel 50 ml kemudian mengasamkan dengan cara menambahkan 1 ml HNO3 pekat dan dipanaskan sampai berubah warna menjadi hilang

2.Diberi KMnO4 hingga berubah warna menjadi pink agak kekuningan lalu didinginkan

3.Memindahkan kedalam tabung nessler dan mengencerkan hingga garis batas 100 ml

4.Menambahkan KCNS lantas setelah itu dibandingkan dengan larutan deret standar

Prosedur pengujian penentuan oksigen terlarut DO

1.Sampel diambil dengan botol oksigen, diisi sampai penuh,dan jangan sampai ada gelembung

2.Ditambahkan ke dasar botol 2 ml larutan MnSO4 20% dan 2 ml reagen O2

3.Ditutup hati-hati jangan ada gelembung

4.Kocok hati-hati secara bolak-balik sampai terjadinya endapan

5.Diamkan, setelah endapan memisah, cairan yang jernih di buang

6.Tambahkan segera 2-5 ml H2SO4 Pekat melalui leher botol

7.Pindahkan ke dalam labu iod dan titrasi dengan Na2S2O3 Sampai warna kuning muda

8.Tambahkan amylum 0,2% sebanyak 2-3 tetes

9.Dititrasi lagi dengan Na2S2O3 sampai warna biru hilang.

Prosedur pengujian BOD (Biochemical oxygen demond)

1.Sampel BOD sebelum disaring diambil 50 ml sampel sementara setelah disaring diambil 125 ml

2.Kemudian angka tadi untuk memasukan sampel kedalam botol oksigen lalu diencerkan sampai penuh dan kemudian ditutup sampai tidak ada gelembung udara

3.Ditambahkan 2 ml MnSO4 20% sebanyak 20 ml dan reagen O2 sebanyak 2 ml juga selanjutnya ditutup sampai tida ada gelembung

4.Dikocok hingga terjadi endapan sesudahnya didiamkan dan cairan yang jernih dibuang

5.Endapan tadi ditambahkan dengan 5 ml H2SO4 selepas itu didiamkan 5 menit ditempat yang gelap

6.Karena sampel peneliti sudah bewarna kuning maka langsung ditambahkan 1 ml amylum 0,2%

7.Selanjutnya dititrasi dengan Na2S2O3 hingga warna biru menghilang

8.Prosedur ini dibuat pada hari 1 dan hari ke 5 serta untuk sampel yang belum disaring dan sesudah disaring.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Limbah cair tahu diambil dari daerah Sidoarjo. Sampel tersebut, kemudian dilakukan treatment limbah dan pengujian kualitas air limbah.

Proses pengolahan limbah cair tahu secara filtrasi sederhana dalam penelitian ini dilakukan selama 4 hari, dan pengukuran terhadap parameter-parameter yang telah ditentukan yaitu pemeriksaan air limbah yang meliputi suhu, warna , dan bau, rasa, kekeruhan, Ph, penentuan aciditas, penentuan alkalinitas, penentuan kesadahan, penentuan zat organik, penentuan Co2 agresif, penetapan kadar besi Fe, penentuan oksigen terlarut (DO), dan BOD (Biochemical Oxygen Demond) Penentuan parameter yang diukur bertujuan untuk memanimalisir dampak yang ditimbulkan oleh limbah cair tahu tersebut. Dalam proses pengelolahan limbah ini digunakan metode teknologi filtrasi sederhana. Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur No. 45 tahun 2002. Karakterisitik sifat fisik limbah cair yang diteliti berupa suhu, warna, bau, kekeruhan, dan pH.

 

a.Suhu

Suhu menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), adalah suatu ukuran kuantitatif panas dinginnya yang diukur dengan termometer .

ATahu

   SebelumSesudah

 SuhuoC3330

Hasil penelitian terhadap parameter suhu dalam tabel 1 menunjukkan bahwa suhu sebelum filtrasi dan sesudah difiltrasi memiliki parameter suhu yang berbeda. Perbedaan ini dapat berpengaruh terhadap sifat fisik limbah lainnya seperti suhu, warna , bau, rasa, dan, kekeruhan. Adanya suhu yang terdapat pada limbah cair tahu, mengakibatkan pertumbuhan mikroorganisme dalam bahan organik akan mendegrasi air limbah tahu. Pengukuran suhu pada penelitian ini menggunakan thermometer. Suhu yang terdapat pada limbah cair sebelum difiltrasri memiliki hasil berkisar 33 oC dan setelah difiltrasi suhu mengalami penurunan dengan mendapatkan hasil berkisar 30Co. Hal ini, dapat diartikan bahwa Limbah cair tahu pada suhu 33 oC setelah difiltrasi mikroorganisme masih bisa terjadi kehidupan, karena mikroorganisme pathogen pada suhu 10 oC - 85 oC masih dapat melakukan pertumbuhan (Azhari, 2016).

b.Warna

Senyawa organik berwarna merupakan zat warna yang digunakan untuk menghasilkan warna suatu obyek. Warna air limbah dapat dibedakan menjadi warna sejati dan warna semu. Warna ion sejati memiliki warna yang disebabkan warna organik yang mudah larut dan beberapa ion logam. Warna sejati merupakan warna dengan adanya bahan tersuspensi. Adapun data hasil peneliti pada parameter warna disajikan pada tabel 2.1

ATahu

   SebelumSesudah

 Warna-kuning jernihPutih susu

Warna dari hasil penelitian pada sebelum filtrasi dan sesudah filtrasi memiliki perubahan hasil. Warna sebelum filtrasi berwarna kuning jernih dan sesudah filtrasi memiliki warna putih susu. Adanya perubahan ini disebabkan akibat suatu bahan tersuspensi dalam air, yang memiliki ion-ion logam besi dan mangan (secar alami), humus, plankton, tanaman air dan buangan industri (Komala, 2015).

Berkurangnya Indikator partikel organik dan anorganik yang terlarut dalam sampel merupakan reaksi dari berubahnya warna setelah filtrasi. Adanya arang, pasir dan zeloit yang terdapat pada alat filtrasi menyebabkan berkurangnya atau tertahannya partikel-partikel yang terdapat pada sampel limbah cair ketika proses filtrasi. Selain itu, arang yang memiliki karbon berstruktur amorf dan bersifat basa dapat mengabsorb zat-zat pewarna dan ion-ion logam. Pasir dapat menahan ampas-ampas yang tersisa pada sampel limbah cair tahu, agar ampas tidak menyatu dengan air ketika proses filtrasi. Demikian juga batu zeloit dapat menyerap zat warna dan ion-ion tertentu yang dapat menetralkan asam (Komala, 2015).

 

c.Bau

Indra penciuman seperti anyir, busuk, sedap, dan harum merupakan suatu bau yang dapat dirasa oleh indra penciuman. Data hasil penelitian mengenai bau limbah cair tahu disajikan dalam Tabel 3.1

ATahu

   SebelumSesudah

Bau-Aroma cukaMenyengat (aroma

kedelai, cuka)

Proses pemecahan protein dengan kandungan sulfur atau sulfat tinggi oleh mikroba alam merupakan munculnya bau busuk pada air limbah cair buangan industri tahu. Berkurangnya bau pada limbah cair tahu disebabkan oleh proses filtrasi yang diprevasi dengan arang, pasir, dan batu zeloit. Bau limbah cair tahu sebelum difiltrasi memiliki bau aroma cuka dan setelah dilakukan filtrasi penyaringan juga masih memiliki bau akan tetapi baunya tidak setajam bau limbah cair tahu sebelum difiltrasi. lipoksidase merupakan molekul-molekul organik yang tidak bisa disaring secara efektif oleh saringan pasir dengan arang dan zeloit, penyebab inilah dapat menimbulkan adanya bau (Ratnani, 2011).

Zat-zat organik yang telah terurai dalam limbah menyebabkan sifat bau pada limbah yang dengan terurainya gas-gas seperti sulfida amoniak, nitrogen, sulfur dan fospor yang berasal dari pembusukan protein yang terdapat pada limbah. Bau yang keluar dari dalam air limbah cair tahu berasal dari hasil degradasi bahan buangan oleh mikroba dalam air. Mikroba dalam air dapat mengubah bahan organik, dengan gugus utama protein.

Berkurangnya jumlah partikel organik dalam limbah cair setelah filtrasi menyebabkan berkurangnya bau pada limbah cair tahu. Mikroorganisme akan mendekomposisi senyawa organik tersebut dan menghasilkan gan dan senyawa buangan. Dengan demikian berkurangnya tekanan gas dan bau, merupakan sebagai indikator berkurangnya partikel organik pada sampel hasil saringan (Ratnani, 2011).

d.Kekeruhan

Kekeruhan merupakan suatu keadaan air kotor, tidak jernih, maupun air dengan kondisi buram. Kekeruhan terjadi disebabkan adanya zat organik atau zat- zat tersuspensi dari tahu atau yang tercecer sehingga menyebabkan air limbah berubah menjadi seperti emulsi keruh (Ratnani, 2011). Adapun data hasil penelitian mengenai kekeruhan limbah cair tahu disajikan dalam Tabel 4.1

ATahu

   SebelumSesudah

 Kekeruhan-KeruhJernih

Penyaringan limbah cair tahu menggunakan filtrasi sederhana dengan arang, pasir dan zeloit diperoleh sampel yang tidak keruh karena adanya sifat optik air yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat di dalam air dan bahan organik dalam limbah sudah tidak ada (Azhari, 2016).

Kekeruhan dapat terjadi karena adanya bahan yang terapung, kemudian terurainya zat tertentu seperti adanya bahan organik, jasad renik, tanah liat, lumpur dan benda lain yang sangat halus dan terapung. Sifat keruh air dapat dilihat oleh mata secara langsung, karena terdapat partikel koloidal.

e.pH

Potential Hydrogen (pH) merupakan suatu indeks konsentrasi ion hidrogen ([H+]) dalam air yang mana [H+ ] dapat mempengaruhi sebagian besar proses kimia dan biologi. Dengan demikian, variabel penting dalam upaya kualitas air merupakan suau definisi dari pH. Parameter pH digunakan dapat digunakan untuk menyatakan tingkat keasaaman yang dimiliki oleh suatu zat, larutan atau benda (Pagoray et al., 2021). Adapun data yang dihasilkan oleh peneliti dapat disajikan pada tabel

ATahu

   SebelumSesudah

 pH-4 (Asam)4 (asam)

Karakteristik penting air limbah yang dapat mempengaruhi reaksi-reaksi adalah menentukan Nilai pH. Bahan-bahan kimia yang terkandung pada suatu limbah dapat disebabkan adanya besar dan kecilnya nilai pH. Karena itu pH air limbah akan berbeda-beda sesuai kandungan senyawa kimianya. Pengolahan air limbah baik secara biologis maupun kimiawi, dapat berjalan dengan baik jika dilakukan pada pH yang tepat (Ramayanti, 2019).

Pengujian pH pada Air limbah tahu pada penelitian ini menggunakan kertas pH. Dari hasil pengujian sebelum dilakukan filtrasi dan setelah difiltrasi memiliki nilai berkisar pH 4 dengan sifat yang cenderung asam. Hal ini disebabkan adanya penambahan asam pada proses pembuatan tahu.

SampelParameterSatuanBaku MutuWarna Limbah Cair Tahu

    SebelumSesudah

AAciditasmg/L< 20280,8237,6

 Alkalinitasmg/L100 - 200187188,126

 Kesadahanmg/L50 - 1501,7022,976

 Zat organikmg/L10515,90-3.785

 CO2 Agresifmg/L< 201,306131,87

 Kadar Besi

Feppm< 0,2<0,2<0,2

 Oksigen

Terlarut DOmg/L2755,126,144

 BODmg/L15010,240,512

Sumber : Baku mutu peraturan daerah provinsi Jawa Tengah no 5 Tahun 2012

Asiditas dan alkalinitas air limbah tahu Desa Lebo dimaksudkan untuk dapat melihat kemampuan air tanpa menentukan pH dan juga tanpa melakukan penetralan apabila terdapat tambahan basa. Sifat kimia asiditas dan alkalinitas ini sangat berhubungan erat dengan pH. Sebelum melakukan penetapan kadar asiditas maka terlebih dahulu dilakukan standarisasi larutan NaOH

dengan larutan boraks H2C2O4 0,1N. Titrasi ini disebut juga dengan titrasi standarisasi yaitu dengan menggunakan larutan asam oksalat sebagai analit dan larutan NaOH sebagai titran. Titrasi ini bertujuan untuk mendapatkan normalits NaOH yang akurat dan sebenarnya,yang selanjutnya akan digunakan pada langkah selanjutnya yaitu penetapan asiditas. Dari tabel 5.5 parameter lain-lain, dapat diketahui bahwaa analisis kadar asiditas air limbah tahu didapatkan  rata-rata sebelum treatmen 280,8 mg/L dan sesudah treatmen 237,6 mg/L dengan baku mutu < 20 mg/L (Qomariyah, 2022).

Penentuan analisis penetapan kadar alkalinitas, maka terlebih dahulu dilakukan standarisasi larutan HCl dengan larutan boraks Na2B4O7 0,1N, titrasi ini disebut dengan standarisasi HCl yaitu menggunankan larutan boraks sbagai analit dan larutan HCl sebagai titran. Titrasi ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan normalitas HCl yang akurat dan sebenarnya. Dari tabel 5.5 parameter lain-lain, dapat diketahui bahwaa analisis kadar alkalinitas air limbah tahu didapatkan rata-rata sebelum treatmen 187 mg/L dan sesudah treatmen 188,126 mg/L dengan baku mutu 100- 200 mg/L.

Berdasarkan hasil pengukuran, kesadahan air limbah tahu sebelum ditreatment adalah 1,702 mg/L. Nilai ini masih berada di bawah baku mutu air limbah yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 5 Tahun 2014, yaitu 50-150 mg/L. Setelah ditreatment, nilai kesadahan air limbah tahu meningkat menjadi 2,976 mg/L. Nilai ini masih berada di bawah baku mutu air limbah, tetapi sudah mendekati batas atas. Berdasarkan hasil pengukuran, zat organik dalam limbah cair tahu sebelum ditreatment adalah 515 mg/L. Nilai ini berada di atas baku mutu air limbah yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 5 Tahun 2014, yaitu 10 mg/L. Setelah ditreatment, zat organik dalam limbah cair tahu menjadi -3785 mg/L. Nilai ini negatif, yang berarti bahwa zat organik dalam limbah cair tahu telah dihilangkan sepenuhnya.

Penentuan oksigen terlarut (DO) atau Dissolved Oxygen sering disebut dengan oksigen terlarut. Oksigen terlarut merupakan suatu oksigen yang terkandung didalam air. Oksigen terlarut dalam air bermula dari hasil fotosintesis organisme yang memiliki klorofil dan hidup diperairan, mikroorganisme juga membutuhkan zat hara untuk mengoksidasi agar masuk kedalam tubuhnya. Tanda derajat pengotor air baku dapat di ketahui dengan adanya oksigen terlarut. Oksigen adalah unsur yang dibutuhkan oleh berbagai makhluk hidup maupun sebagai penunjang mikroorganisme

. Mikroorganisme di perairan memanfaatkan oksigen sebagai proses respirasi serta untuk menguraikan zat organik menjadi zat an-organik. Nilai oksigen terlarut yang rendah dapat menambah beban tingkat pencemaran sehingga koagulan yang bekerja sebagai pengendapan koloida dengan reaksi polutan di dalam air (Ramayanti, 2019).

Penentuan kadar oksigen terlarut (DO) dilakukan dengan penambahan larutan MnSO4 bervalensi 2 dalam suasana alkali yang berada di dalam botol bertutup asah. adanya oksigen terlarut sebagai pengoksidasi secara cepat, membuat sejumlah Mn(OH)2 menjadi terdisersi hidorksida dengan valensi tinggi. Mn(OH)2 yang teroksidasi, karena adanya ion iodida dan pengasaman menjadi bervalensi 2 degan melepaskan iodine, kemudian dapat ditritasi menggunakan Na2S2O3 dengan indikator amylum.

Hasil pengujian yang dilakukan terhadap limbah cair tahu diperoleh data seperti pada tabel

4.5 parameter lain-lain. hasil pengujian ini, menunjukkan adanya perbedaan kadar sebelum difiltrasi dan setelah difiltrasi, hal ini disebabakan adanya suatu kandungan senyawa organik yang berada pada limbair cair. Dilakukan proses filtrasi pada limbah cair tahu ini untuk penguraian bahan organik yang terkandung dalam limbah, dengan penguraian yang dilakukan oleh mikroorganisme yang melekat pada filter media sebagai alat penguji. Sehingga nilai setelah filtrasi dan sebelum memiliki

nilai yang berbeda, dengan presentase nilai kadar sebelum difiltrasi berkisar 5,12 dan setelah difiltrasi 6,144 dengan satuan mg/l dan baku mutu 275 mg/L.

Biochemical Oxygen Demand (BOD) merupakan oksigen yang diperlukan organisme dalam pemecahan bahan organik. Pemecahan bahan organik dilakukan pada kondisi aerobik, organisme menggunakan bahan organik sebagai bahan makanan dan energi dalam proses oksidasi. Dalam pengujian ini, peneliti menggunakan sistem filtrasi untuk mengurangi pencemaran pada lingkungan (Pagoray et al., 2021). Dengan hasil yang terdapat pada tabel 5.5 parameter lain-lain.

Pada tabel tabel 4.5 parameter lain-lain, BOD memberikan presentase atau nilai penurunan kadar setalah tahap proses filtrasi, dengan presentase nilai kadar sebelum di filtrasi 10, 24 mg/l dan setelah difiltrasi 0,512 mg/l. Penurunan presentase ini dikarenakan adanya batu zeloit pada alat filtrasi, karena batu zeloit dapat menyerap mikroorganisme, penukar ion, penyaring molekul dan sebagai katalisator dengan baku mutu 150 mg/L.

Pengujian BOD ini dilakukan dalam kurun waktu kurun waktu 5 hari, karena untuk mengukur kadar organik di dalam air yang dikonsumsi oleh mikroorganisme. Penentuan hasil BOD sama halnya dengan penentuan DO, dengan sampel berada di botol oksigen serta disimpan ditempat gelap dan dianalisa seperti DO. Dengan adanya pengujian ini ketika hasil sudah menurun maka, limbah layak untuk dilakukan pembuangan limbah.

CO2 Agresif Karbondioksida (CO2) adalah salah satu gas yang terdapat di dalam air. Berdasarkan bentuk dari gas Karbondioksida (CO2) di dalam air, CO2 dibedakan menjadi: CO2 bebas yaitu CO2 yang larut di dalam air, CO2 adalah kesetimbangan, CO2 agresif yang sangat berbahaya karena kadar CO2 agresif lebih tinggi yaitu dapat menyebabkan terjadinya korosi sehingga berakibat kerusakan pada logam-logam dan beton. CO2 bebas yang asam akan merusak logam. Reaksi ini dikenal sebagai teori asam, dengan reaksi yaitu:

2Fe + H2CO3 => FeCO3 + 2H+

2FeCo3 + 5H2O + O2=> 2 Fe (OH)2 + 2H2CO3

Dari reaksi yang di atas dapat dilihat bahwa asam karbonat tersebut secara terus-menerus akan merusak logam, karena selain membentuk FeCO3 sebagai hasil reaksi antara Fe dan H2CO3, selanjutnya FeCO3 bereaksi dengan air dan gas oksigen (O2) menghasilkan zat 2FeOH dan 2H2 CO3 dimana H2CO3 tersebut akan menyerang logam kembali sehingga proses pengerusakan logam akan berjalan secara terus-menerus mengakibatkan kerusakan yang semakin lama semakin besar pada logam tersebut dengan hasil sebelum ditritmen hasil 1,306mg/L dan sesudah 131,87mg/L dengan baku mutu <20 mg/L.

Kadar besi Fe air dan tanah dapat mengalami terjadinya kontak dengan berbagai macam material yang terdapat di dalam bumi. Sehingga umumnya air tanah mengandung kation dan anion terlarut dan beberapa senyawan anorganik seperti silika (SiO2). Ion-ion yang biasanya terkandung dalam air tanah meliputi kalsium, besi, magnesium, natrium, kalium, klorida. Jadi sedangkan gas-gas terlarut meliputi nitrogen., karbondioksida, metana, oksigen, dan hidrogen sulfida. Besi (Fe) merupakan logam berwarna putih keperekan. Liat dan dapat dibentuk. Fe didalam susunan unsur berkala termasuk logam golongan VIII B, dengan berat atom 55,85 g.mol-1, nomor atom 26, berat jenis 7, 86 g.cm-3 dan umumnya mempunyai valensi 2 dan 3 (selain 1,4,6). Besi (Fe) adalah logam yang dihasilkan oleh biji besi, jarang dijumpai dengan keadaan bebas, untuk mendapatkan unsur besi campuran lain harus dipisahkan melalui beberapa proses-proses kimia dengan baku mutu < 0,2 ppm.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan

bahwa:

1.Terdapat pengaruh suhu, warna, pH, Asiditas, Alkalinitas, Kesadahan, Zat Organik, CO2 Agresif, Fe, DO, dan BOD pada pengolahan limbah air tahu di Sidoarjo menggunakan metode teknologi filtrasi sederhana terhadap kualitas limbah cair terutama pada parameter fisik dan biologis.

2.Penelitian mengenai pengolahan limbah air tahu menggunakan metode teknologi filtrasi sederhana sebagai kajian mata kuliah pengolahan limbah memang sangat berpotensi berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai polusi: Tanah, Air, Udara, dan Lingkungan serta Kesehatan.

SARAN

Meskipun hasil penelitian ini menunjukkan adanya efektivitas pada proses filtrasi dalam

mengurangi sejumlah parameter limbah cair tahu, perlu dilakukan analisis lebih lanjut terkait dengan batasan baku mutu limbah cair yang berlaku dan dampak lingkungan dari limbah hasil filtrasi. Selain itu, aspek ekonomi dan kemudahan implementasi metode ini juga perlu dipertimbangkan dalam konteks penerapannya di industri tahu

 

REFERENSI

Aris, B. A., Rudi, & Lasarido. (2021). Pengelolaan Limbah Industri Tahu Menggunakan Berbagai Jenis Tanaman Dengan Metode Fitoremediasi. Jurnal AGRIFOR, 20(2), 257--264. https://doi.org/10.31293/agrifor.v20i2.5621

Azhari, M. (2016). Pengolahan Limbah Tahu dan Tempe dengan Metode Teknologi Tepat Guna Saringan Pasir sebagai Kajian Mata Kuliah Pengetahuan Lingkungan. Media Ilmiah Teknik Lingkungan, 1(2), 1--8. https://doi.org/10.33084/mitl.v1i2.140

Andika, B., Wahyuningsih, P., & Fajri, R. (2020). Penentuan Nilai BOD dan COD Sebagai Parameter Pencemaran Air dan Baku Mutu Air Limbah Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan. Jurnal Kimia Sains Dan Terapan, 2(1), 14--22. https://ejurnalunsam.id/index.php/JQ

Cahyani, M. R., Zuhaela, I. A., Saraswati, T. E., Raharjo, S. B., Pramono, E., Wahyuningsih, S., Lestari,

W. W., & Widjonarko, D. M. (2021). Pengolahan Limbah Tahu dan Potensinya. Proceeding of Chemistry Conferences, 6, 27. https://doi.org/10.20961/pcc.6.0.55086.27-33

Pagoray, H., Sulistyawati, S., & Fitriyani, F. (2021). Limbah Cair Industri Tahu dan Dampaknya Terhadap Kualitas Air dan Biota Perairan. Jurnal Pertanian Terpadu, 9(1), 53--65. https://doi.org/10.36084/jpt..v9i1.312

Qomariyah A. (2022). Analisis Kadar Alkalinitas dan Asiditas Pada Air Sumur di Desa Tapanrejo Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi. In Prosiding Conference on Research and

CommunityServices(Vol.4,No.1).

https://ejournal.stkipjb.ac.id/index.php/CORCYS/article/view/2673

 

 

 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun