Pasukan Untara yang datang terlambat, langsung menangkap para perampok.
.....
Swandaru siuman. Tangannya masih tampak memegang cambuknya sendiri.
"Kakang, apakah tadi guru kita ikut meledakkan cambuk geni?" tanyanya dengan nada lemah karena masih kelelahan.
Keringat deras dan mata agak pucat.
"Iya Dimas, ayo kita segera pulang, "ujar Agung Sedayu.
Kiai Gringsing tersenyum mendengarnya.
"Engkau persis seperti aku masih muda dulu, Nak Agung Sedayu...kelak bimbinglah adikmu agar lebih pandai menghargai orang lain, apalagi kakak seperguruannya, "nasehat Kiai Gringsing berbisik ke Agung Sedayu.
AgungSedayu terssenyum dan berkata lirih.
"Mboten Guru, biar alam yang akan memberikannya nasehat, "jawab AgungSedayu sambil mencium tangan Kiai Gringsing.
(***endepe***)