Mohon tunggu...
Wawan Ridwan AS
Wawan Ridwan AS Mohon Tunggu... Guru dari Cikancung

Konsep, Sikap, Action menuju Good Respect.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sepak Bola Era Kolonialisme: Pertarungan Nasionalisme versus Belanda (1920-1945)

12 Agustus 2025   21:43 Diperbarui: 19 Agustus 2025   22:58 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana pertandingan sepak bola di Sumatera Utara 1925. | Foto Album Sejarah Indonesia via Merdeka.com

Saat ini sepak bola dipandang sebagai olah raga dan tontonan paling populer. Dalam perjalanannya di masa perjuangan melawan kolonialisme Belanda, sepak bola menjadi sebuah medan 'pertandingan' nasionalisme versus kolonialisme penjajahan.

Lahirnya Sumpah Pemuda pada 1928, ikut meumbuhkan benih-benih nasionalisme para pemuda melalui sepak bola dalam melawan hegemoni penjajah. Perlawanan terhadap pemerintah kolonial melalui sepak bola ini yang kemudian melahirkan berdirinya Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) pada tahun 1930.

Saat dihadapkan pada diskriminasi penjajahan, bagaimana kita melihat perlawanan sepak bola kita yang menjadi sebuah pergerakan yang menumbuhkan nasionalisme perjuangan melalui sepakbola?

Dinamika Sepak Bola Era Kolonialisme

Secara historis, sepak bola di Indonesia dipopulerkan orang barat. mereka memainkan sepak bola sebagai sarana hiburan dan mengisi waktu luang. Namun permainan sepak bola seakan eksklusif, golongan Bumiputra tidak dapat memainkan sepak bola karena status sosial masa itu.

Sepak bola semakin berkembang saat orang-orang Belanda banyak mendirikan klub. Mereka yang terdiri dari karyawan, serdadu, pelaut mulai aktif serta kompetitif memainkan sepak bola, sehingga terbentuklah klub atau suatu himpunan. Secara tidak langsung, banyaknya kompetisi membuat golongan bumiputra pergi menyaksikan pertandingan. Hal ini yang kemudian membuat golongan bumiputra mengenal sepak bola (Srie Agustina Palupi).

Sepak bola di Indonesia berkembang dengan adanya bond yang terbentuk di berbagai daerah. Namun, hal ini ternodai akibat diskriminasi dari induk organisasi sepak bola kolonial, yaitu Nederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB). 

Diskriminasi ini akhirnya membuat beberapa tokoh sepak bola pribumi gerah dan melawan dengan mendirikan organisasi sepak bola sendiri, yaitu PSSI (Persatuan Sepak raga Seluruh Indonesia) pada 1930. Setelah PSSI berdiri, NIVB akhirnya dibubarkan pada 1935 dan digantikan oleh Nederlandsch Indische Voetbal Unie (NIVU)

Klub Lokal dan lahirnya PSSI

Saat sepak bola semakin populer banyak pula dari mereka yang mendirikan klub sepak bola lokal yang bertujuan mewadahi pribumi yang gemar sepak bola. Selain itu, melalui semangat nasionalis dan rasa persatuan sebagai dampak lahirnya sumpah pemuda, maka lahirlah suatu himpunan bernama Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia (PSSI) pada tahun 1930.

PSSI dibentuk melalui berbagai klub lokal yang ada di Jawa: Voetbalbond Indonesische Jacatra (VIJ), Soerabhaiasche Indonesische Voetbal Bond (SIVB), (PSIM), Bandoengsche Indonesische Voetbal Bond (BIVB), Madioensche Voetbal Bond (MVB), Vortenlandsche Voetbal Bond (VVB) dan Indonesische Voetbal Bond Magelang (MIVB).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun