Lawan tampak mengeroyok Swandaru. Situasi terjepit.
Maka, Agung Sedayu mau tidak mau harus segera menuntaskan pertempuran itu.
Melirik kepada gurunya, Kiai Gringsing.
Kiai Gringsing tampak paham bahasa isyarat dari Agung Sedayu. Kiai Gringsing tersenyum dan mengangguk.
Maka, Agung Sedayu segera melepas lilitan cambuk di pinggangnya.
Dengan berhati-hati, mengambil jarak dengan musuh.
Blarrrrrr..............juadharrrrrr.....................
Meledaklah cambuk Agung Sedayu.
Swandaru tampak pingsan. Telinganya pekak sementara.
Musuh-musuh yang mengeroyok Swandaru dan Agung Sedayu, menggelepar-gelepar kesakitan. Dari 7 orang, 2 tampak pingsan dan 5 terluka dalam memegang dadanya.
Suasana lantas sunyi.